Pengendalian gulma pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Pengendalian gulma secara mekanik
Pengendalian dengan merusak atau menekan pertumbuhan gulma secara fisik.
- Mencabut menggunakan tangan
Terutama pada jenis gulma berdaun lebar, gulma yang baru tumbuh dan gulma berakar dangkal.
- Menggunakan alat sederhana seperti sabit, cangkul maupun alat mekanis yang lebih modern.
Misalnya dengan mencangkul permukaan tanah yang ditumbuhi gulma dan mengangkat gulma bersama akarnya. Gulma yang telah terangkat kemudian dibersihkan dari tanah yang masih melekat dan selanjutnya gulma tersebut dibuang.
- Pembumbunan tanaman jagung
Dengan menambahkan tanah di sekitar perakaran untuk memperkokoh dan memperkuat tanaman.
- Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebelum tanam. Untuk mematikan gulma yang sudah tumbuh dan menumbuhkan biji gulma yang dorman. Perlu dilakukan beberapa kali dengan interval waktu yang cukup agar biji dorman sempat tumbuh kemudian dimatikan pada pengolahan berikutnya.
2. Pengendalian gulma secara kultur teknik
Pengendalian dengan membuat lingkungan yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman. Sehingga tanaman dapat bersaing dan dapat menekan gulma.
- Menggunakan benih atau bibit jagung yang baik. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat bersaing dengan gulma yang tumbuh dan menghindari penyebaran gulma melalui benih.
- Mengatur pengairan tanaman jagung.
- Menggunakan pupuk kandang yang sudah matang. Untuk menghindari penyebaran biji gulma melalui pupuk kandang yang belum terfermentasi sempurna.
3. Pengendalian gulma secara biologis
Dengan menggunakan organisme hidup yang dapat menekan pertumbuhan gulma. Sebagai contohnya dengan menggunakan ternak itik yang dapat membantu menekan gulma.
4. Pengendalian gulma secara kimiawi