2. Mendengarkan dengan Aktif: Anak membutuhkan tempat untuk didengar tanpa penghakiman. Ayah yang mendengarkan dengan empati dapat membangun kepercayaan yang kuat.
3. Menjadi Panutan Positif: Anak belajar melalui observasi. Ayah yang menunjukkan sikap tanggung jawab, kasih sayang, dan integritas dapat menjadi contoh yang baik bagi anak.
Mengatasi Fatherless dalam Rumah Tangga Utuh
Untuk mencegah atau mengatasi kondisi ini, diperlukan kesadaran dari pihak ayah dan ibu. Komunikasi yang terbuka dalam keluarga sangat penting. Selain itu, pola asuh harus berbasis kolaborasi, di mana peran ayah tidak hanya sebagai penyedia materi, tetapi juga sebagai partner dalam membentuk karakter anak.
Penting juga bagi para ayah untuk menyadari bahwa hubungan emosional dengan anak tidak hanya memberi manfaat bagi anak, tetapi juga memberikan kebahagiaan dan kepuasan emosional bagi dirinya sendiri. Dengan memperkuat hubungan ini, keluarga dapat menjadi tempat yang penuh cinta, dukungan, dan harmoni.
Fatherless dalam rumah tangga utuh adalah fenomena yang nyata dan berdampak besar pada perkembangan anak. Ayah memiliki peran yang tidak tergantikan, dan kehadiran mereka secara emosional sangat diperlukan untuk membentuk anak menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan berdaya. Keharmonisan keluarga dimulai dari hubungan yang kuat di antara semua anggotanya, termasuk hubungan antara ayah dan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H