Alangkah hebatnya nasab beliau, bagaikan untaian mutiara yang bergemerlapan
Nasab nabi terhitung nasab termulia (I) bagaikan sekumpulan bintang jauzak.
Terbaiklah nasabmu, bagaikan untaian marjan yang indah dan megah (II) padanya bagaikan rantai leher dan mutiara yang sangat berharga.
Tak kalah penting. misalnnya, dalam bagian "Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad Saw" sebagaimana diungkapkan dalam sya'ir berikut ini:
Dengan wajahmu bagaikan matahari yang menerangi (I) dari padanya terang benderang malam yang permai.
Malam kelahiran, bagi orang yang beragama (II) menjadikan kegembiraan dan kemegahan pada hari siangnya.
Dari beberapa penggalan sya'ir yang telah dipaparkan di atas jika kita perhatikan dengan saksama, idiom-idiom yang digunakan dalam kitab Maulid Al-Banzarji terlihat banyak mengambil dari alam raya seperti matahari, bulan purnama, cahaya, bintang, dan lain-lain. Idiom-idiom itu diolah sedemikian rupa bahkan disenyawakan dengan shalawat dan do'a, sehingga menciptakan sejumlah besar metafor yang gemilang. Hal tersebut sebagai salah satu bukti bahwa kitab Maulid Al-Barzanji mengandung nilai sastra tinggi.
Maulid Al-Barzanji masih dibaca hingga kini dalam perayaan maulid Nabi Muhammad Saw, setiap malam jum'at ataupun dalam bentuk perayaan lainnya. Telah disinggung di atas mengenai kitab Al-Barzanji yang merupakan karya sastrawi fenomenal, sehingga diyakini kitab tersebut akan terus hidup tak lekang ditelan zaman dan kini terbukti masih digunakan hingga membentuk tradisi dan kebudayaan yang berkembang dalam umat Islam untuk menghormati sosok maupun perjuangan baginda Nabi Muhammad Saw.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H