Mohon tunggu...
Siti Chairunnisa Haq
Siti Chairunnisa Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kitab Maulid Al-Barzanji: Melukiskan Kisah Hidup Nabi Muhammad Saw lewat Sastra Islam

25 Oktober 2022   18:30 Diperbarui: 26 Oktober 2022   10:29 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Maulid Al-Barzanji | Sumber gambar: KHASTARA

Alangkah hebatnya nasab beliau, bagaikan untaian mutiara yang bergemerlapan

Nasab nabi terhitung nasab termulia (I) bagaikan sekumpulan bintang jauzak.

Terbaiklah nasabmu, bagaikan untaian marjan yang indah dan megah (II) padanya bagaikan rantai leher dan mutiara yang sangat berharga.

Tak kalah penting. misalnnya, dalam bagian "Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad Saw" sebagaimana diungkapkan dalam sya'ir berikut ini:

Dengan wajahmu bagaikan matahari yang menerangi (I) dari padanya terang benderang malam yang permai.

Malam kelahiran, bagi orang yang beragama (II) menjadikan kegembiraan dan kemegahan pada hari siangnya.

Dari beberapa penggalan sya'ir yang telah dipaparkan di atas jika kita perhatikan dengan saksama, idiom-idiom yang digunakan dalam kitab Maulid Al-Banzarji terlihat banyak mengambil dari alam raya seperti matahari, bulan purnama, cahaya, bintang, dan lain-lain. Idiom-idiom itu diolah sedemikian rupa bahkan disenyawakan dengan shalawat dan do'a, sehingga menciptakan sejumlah besar metafor yang gemilang. Hal tersebut sebagai salah satu bukti bahwa kitab Maulid Al-Barzanji mengandung nilai sastra tinggi.

Maulid Al-Barzanji masih dibaca hingga kini dalam perayaan maulid Nabi Muhammad Saw, setiap malam jum'at ataupun dalam bentuk perayaan lainnya. Telah disinggung di atas mengenai kitab Al-Barzanji yang merupakan karya sastrawi fenomenal, sehingga diyakini kitab tersebut akan terus hidup tak lekang ditelan zaman dan kini terbukti masih digunakan hingga membentuk tradisi dan kebudayaan yang berkembang dalam umat Islam untuk menghormati sosok maupun perjuangan baginda Nabi Muhammad Saw.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun