Selain berkecimpung sebagai penulis naskah drama, ia juga menulis beberapa puisi dan cerpen, yaitu; puisi Gerbong-gerbong Tua Pasar Senen (1973), Antologi cerpen Mencari Air dalam Air (1983), Skenario film Menyambung yang Patah dan Endang Baru (1984), Antologi cerpen Cerita Pendek Dari Surabaya (1991), Cerpen New York Sesudah Tengah Malam (1994) yang kemudian cerpen tersebut kemudian diterjemahkan dengan judul New York After Midnight, Jakarta: Executive Commite, Festival of Indonesia, USA (1990-1991) oleh Dede Oetomo dan John H. McGlynn dengan judul yang sama dalam Manhattan Sonnet, Jakarta (2002), Masuk Kampung Keluar Kampung: Surabaya Kilas Balik (2008).
Akhudiat juga sukses menerjemahkan karya-karya, yaitu; Apotek karya Anton Chekov, Benang Laba-laba karya Ryonusuke Akutagawa, Fred karya Sherwood Anderson yang diubah menjadi Kematian di Dalam Hutan, Jalan Tembakau karya Erskine Caldwel, Kattastrof dari New Yorker, drama tidak hadir akal karya Samuel Beckett, Kisah Pohon Sisa dari Pembakaran karya Peter Handke, Model karya Bernard Malamud, Raja Ubu karya Alfred Jarry, Sumur karya Agusto Cespedes.
Akhudiat meninggal dunia pada hari Sabtu, tanggal 7 Agustus 2021 di Surabaya. Ia meninggal pada usia 75 tahun karena faktor kondisi kesehatan. Berita berpulangnya disampaikan oleh putrinya, Yasmin Fitrida. Akhudiat adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teater Indonesia lewat naskah drama yang ditulis, penyutradaraan dan perannya dalam dunia teater. Sebagai pencipta, pelopor, serta pembaru teater ia telah banyak berkontribusi dalam kepenulisan naskah drama dan perkembangan seni teater Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H