Mohon tunggu...
Imitasya Christy Sahuleka
Imitasya Christy Sahuleka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STFT Jakarta

Suka nyanyi, menggambar, menari, main game, tidur, belajar teologi, dan baca komik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdagangan Manusia: Kerja Sama Antar Agama di Indonesia

23 April 2024   05:46 Diperbarui: 23 April 2024   06:21 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita hidup di Indonesia, negara yang penuh dengan keberagaman, yang membuat Indonesia kaya akan nilai, kepercayaan, dan tradisi. Indonesia terkenal dengan keragaman keyakinan dan pluralitas budayanya yang unik. Namun, dibalik keunikan ini, ada isu yang mengancam masyarakat hingga saat ini. Perdagangan manusia atau Human trafficking yang mengancam kemanusiaan. Hal ini sangat penting dan menjadi perhatian bagi kita semua, di mana agama-agama dapat saling bekerja sama dalam menghadapi isu-isu kemanusiaan yang sedang maraknya terjadi. Untuk itu, advokasi diperlukan untuk membantu para korban penyintas perdagangan manusia agar mendapatkan hak-hak yang mereka miliki.

Perdagangan manusia adalah tindakan merampas individu dengan ancaman, kekerasan, atau penipuan untuk tujuan eksploitasi. Ini bisa terjadi di dalam negeri maupun di negara lain, dan melibatkan berbagai bentuk eksploitasi seperti seksual, ekonomi, atau kerja paksa. Modus yang sering terjadi adalah pengiriman TKI ke luar negeri, di mana mereka sering kali mengalami kerja paksa dan eksploitasi kekerasan yang mengancam nyawa. Meskipun Indonesia adalah negara hukum, perlindungan hukum bagi para migran masih belum memadai, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini membuat penegakan keadilan menjadi lebih sulit.

Isu perdagangan manusia menjadi masalah serius. Setiap tahun, ratusan jenazah tiba di Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat perdagangan orang (migran). Faktor utama yang memengaruhi hal ini adalah kemiskinan yang seringkali diikuti oleh rendahnya tingkat pendidikan. Kondisi ini menciptakan lingkungan di mana masyarakat rentan terhadap eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia. 

Untuk itu, masalah perdagangan manusia menjadi perhatian bagi kita semua sebagai warga Indonesia. Masalah ini mendorong agama-agama atau keyakinan-keyakinan untuk membantu mengadvokasi keadilan bagi para korban. Akan lebih baik lagi jika isu-isu HAM, perdagangan manusia, kekerasan, pembunuhan, dan masalah sejenisnya ditangani bersama oleh semua keyakinan yang berbeda. Keyakinan tidak hanya memikirkan dan mengurusi soal perbedaan-perbedaan antar agama, tetapi juga harus peduli terhadap bagaimana agama-agama mengatasi persoalan-persoalan kemanusiaan. Misi semua agama adalah untuk menciptakan keadilan dan perdamaian. Diperlukan komitmen dari setiap agama untuk mengambil tindakan konkret dalam menghadapi masalah perdagangan manusia.

Upaya yang telah dilakukan termasuk pendirian posko oleh beberapa gereja untuk menampung para korban penyintas perdagangan manusia yang menjadi migran. Tentu saja, dibutuhkan pendampingan profesional seperti psikolog atau psikiater, yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Pada tahun 2018, juga terbentuk Zero Human Trafficking Network (ZTN) yang terdiri dari 34 lembaga masyarakat sipil dengan latar belakang yang beragam. 

Tujuannya adalah menciptakan situasi dan kondisi yang bebas dari perdagangan orang. Selain itu, para pemimpin agama juga dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada jemaat mereka yang rentan, agar mereka dapat menghindari situasi tersebut. Meskipun upaya ini tidak mudah dan banyak tantangan yang dihadapi, seperti masalah akses dan ekonomi, namun sangat baik jika mereka telah melakukannya.

Isu perdagangan manusia atau human trafficking menjadi masalah yang penting untuk diperhatikan. Masalah ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga harus menjadi perhatian bagi agama-agama atau keyakinan-keyakinan di Indonesia untuk saling bekerja sama dalam membantu memberantas perdagangan manusia serta menangani rehabilitasi korban penyintas perdagangan manusia. Agama-agama tidak hanya dapat mengurusi perbedaan dan menjembatani perbedaan, tetapi juga harus peduli terhadap isu-isu kemanusiaan yang terjadi. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi dan berhasil mengatasi perdagangan manusia ini. Selain itu, hubungan antaragama akan menjadi lebih erat jika saling bekerja sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun