Mohon tunggu...
Christovita Wiloto
Christovita Wiloto Mohon Tunggu... Konsultan - Christovita Wiloto, Sangat mencintai Indonesia, lahir di Cilincing di akhir tahun 60an, penulis buku The Power of Public Relations dan Behind Indonesia's Headlines. Pendiri Indonesia Young Entrepreneurs dan Strategic Indonesia.

Christovita Wiloto, Sangat mencintai Indonesia, lahir di Cilincing di akhir tahun 60an, penulis buku The Power of Public Relations dan Behind Indonesia's Headlines. Pendiri Indonesia Young Entrepreneurs dan Strategic Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mastermind Terorisme Indonesia

2 September 2016   13:27 Diperbarui: 2 September 2016   13:50 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sahabat, sebetulnya kalau mau jujur kenapa teror terus berulang di Indonesia adalah karena tidak ada yang berani tegas terhadap OTAK yang mengatur STRATEGI TEROR.

Pelaku dan kelompoknya hanyalah PION-PION yang sebenarnya terputus dari OTAK teroris. Pelaku dan kelompoknya bisa jadi murni masalah ideologi, akidah atau syariah. Dan biasanya mereka tidak sadar kalau DIPERALAT oleh OTAK yang terdiri dari beberapa level di atasnya.

Walau memang ada pelaku teror yang independen seperti kasus bom Mal Alam Sutera yang bermotif pemerasan. Tetapi yang seperti ini sangat jarang.

Terus terang kita masyarakat hanya disajikan kisah yang mengejar dan memburu PARA PION-PION ini saja. ELITE atau OTAK nya sama sekali belum tersentuh.

Kalau diperhatikan baik-baik aneka terorisme di Indonesia dari setelah reformasi sampai saat ini, kita bisa rasakan pada masa tertentu pola dan pelakunya sejenis, setelah itu muncul pola dan pelaku yang sejenis selama masa tertentu dan seterusnya.

Bahkan terorisme dari tahun 2004-2014 sangat amat menarik untuk diperhatikan, karena pulse atau detak jantungnya sangat mirip dengan detak jantung politik dalam negeri Indonesia saat itu. Saat itu jika ada isu politik yang sedang hot, eee tiba-tiba saja ada bom yang meledak dan seterusnya.

Ada strategi besar yang dimainkan, disetiap masa tertentu.

Nah kalau Inteligen kita kuat sebetulnya elite atau OTAK teror itu dengan mudah diindentifikasi. Tantangan selanjutnya adalah harus bisa DIBUKTIKAN. Ini yang perlu kelihaian khusus. Jika ELITE atau OTAK ini BISA DISENTUH maka CORE PROBLEM TERORISME bisa diselesaikan di TITIK PUSAT nya.

Menyelesaikan terorisme BUKAN MENGOBATI tetapi MENCEGAH, BUKAN HANYA MENYEMBUHKAN SYMPTOMS ATAU GEJALA, tetapi HARUS LANGSUNG KE SUMBERnya.

Pada jaman Soeharto bisa langsung jatuhkan cap subversif dan hilangkan. Ini juga yang masih berlaku di Singapura. Tapi tantangan Indonesia saat ini sebagai negara DEMOKRASI adalah kita harus menghargai HAK AZAS MANUSIA.

NAH ! Jadi untuk iklim DEMOKRASI Indonesia saat ini, INTELIGEN HARUS BENAR BENAR BENAR KUAT. Itu yang belum kita miliki.

Mukidiiiii, aduh mana Si Mukidi ?

 

Oleh Christovita Wiloto

Strategic Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun