Mohon tunggu...
Christopher Valiant Setyoputro
Christopher Valiant Setyoputro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar SMA Kanisius

Memberikan opini-opini berdasarkan prepektif anak SMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi dan Keberagaman: Pengalaman Sebagai Orang Katolik di Pesantren

20 November 2024   09:01 Diperbarui: 20 November 2024   09:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://youtu.be/FoaN-bOZ6hk

"Tidak penting apa pun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu."  

-- Gus Dur  

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keberagaman luar biasa. Dengan lebih dari 17.000 pulau, ratusan bahasa, dan berbagai agama, negeri ini menjadi tempat pertemuan berbagai budaya dan tradisi. Namun, keberagaman ini tidak selalu mudah dijalani. Toleransi sering kali diuji oleh perbedaan pandangan dan cara hidup. Salah satu cara untuk memahami pentingnya toleransi adalah dengan melihat langsung kehidupan di tempat yang mempraktikkannya, seperti pesantren.  

Pesantren merupakan salah satu institusi pendidikan Islam tertua di Indonesia. Selain menjadi tempat belajar agama, pesantren juga menjadi pusat pendidikan karakter. Kehidupan sehari-hari di pesantren mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan, kesederhanaan, dan, yang paling penting, toleransi. Meski dikenal sebagai tempat dengan identitas keislaman yang kuat, pesantren juga terbuka untuk berdialog dan berbagi nilai dengan siapa pun, tanpa memandang latar belakang agama atau budaya seperti contohnya pengalaman saya, sebagai orang Katolik yang berkunjung ke pesantren selama tiga hari.  

Berikut ini adalah pengalaman dan pelajaran yang bisa saya dapatkan selama di pesantren sebagai orang Katolik.

 Kehidupan Pesantren: Harmoni dalam Kesederhanaan  

Kehidupan di pesantren sangat sederhana. Santri, sebutan untuk para siswa, biasanya tinggal di asrama dengan fasilitas terbatas. Keseharian mereka diisi dengan belajar agama, kegiatan sekolah formal, serta berbagai aktivitas seperti seni dan olahraga. Semua ini dijalani dengan semangat yang tinggi meskipun sarana yang tersedia sering kali jauh dari kata mewah.  

Rutinitas di pesantren mengajarkan santri untuk hidup harmonis dengan orang lain. Mereka belajar berbagi ruang, makanan, dan pengalaman dengan teman-teman dari berbagai latar belakang. Nilai ini menjadi dasar penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh toleransi.  

Selain itu, pesantren juga sering mengajarkan keterampilan praktis seperti seni, teknologi, dan bahasa. Pembelajaran ini menjadi sarana untuk membuka wawasan santri agar siap menghadapi keberagaman di luar pesantren. Interaksi dengan masyarakat luar, seperti melalui program kunjungan atau kerja sosial, juga sering dilakukan untuk memperkuat nilai toleransi.  

 Pelajaran Toleransi di Pesantren  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun