Mohon tunggu...
Christopher Valiant Setyoputro
Christopher Valiant Setyoputro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar SMA Kanisius

Memberikan opini-opini berdasarkan prepektif anak SMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi dan Keberagaman: Pengalaman Sebagai Orang Katolik di Pesantren

20 November 2024   09:01 Diperbarui: 20 November 2024   09:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://youtu.be/FoaN-bOZ6hk

Toleransi di pesantren bukan hanya tentang menerima keberadaan orang lain yang berbeda, tetapi juga tentang membangun hubungan yang saling menghormati. Dalam konteks agama, hal ini terlihat dari cara santri mempraktikkan ajaran Islam yang penuh kasih dan rahmat. Prinsip rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) menjadi landasan dalam berinteraksi dengan siapa pun, tanpa memandang latar belakang agama atau suku.  

Diskusi tentang keberagaman sering menjadi bagian dari kegiatan pesantren. Para santri diajarkan bahwa Pancasila, sebagai dasar negara, adalah pedoman hidup yang relevan dalam keberagaman Indonesia. Nilai-nilai seperti kemanusiaan yang adil dan beradab, serta persatuan Indonesia, ditekankan sebagai fondasi untuk membangun harmoni.  

Kehidupan pesantren juga menunjukkan bagaimana perbedaan bisa menjadi kekuatan. Misalnya, dalam aktivitas bersama, seperti bermain olahraga atau menonton pertunjukan seni, perbedaan latar belakang menjadi tidak relevan. Yang lebih penting adalah kebersamaan dan saling mendukung.  

 Toleransi dalam Perspektif Lebih Luas  

Toleransi tidak hanya menjadi isu di lingkup kecil seperti pesantren, tetapi juga tantangan besar bagi Indonesia secara keseluruhan. Dalam masyarakat yang beragam, prasangka dan stereotip sering kali menjadi penghalang untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Di sinilah peran pendidikan toleransi menjadi sangat penting.  

Pesantren memberikan contoh konkret bagaimana keberagaman dapat dikelola dengan baik. Meskipun berbasis pada satu agama, pesantren tidak eksklusif dalam praktiknya. Kegiatan seperti diskusi lintas agama, kerja sama dengan komunitas lain, dan program pendidikan umum menunjukkan bahwa pesantren adalah ruang yang inklusif.  

Salah satu pelajaran penting dari pesantren adalah pentingnya dialog. Melalui dialog, prasangka bisa dikurangi, dan pemahaman yang lebih baik bisa terbangun. Dialog juga memberikan kesempatan untuk menemukan nilai-nilai universal yang dimiliki bersama, seperti cinta kasih, keadilan, dan penghormatan terhadap sesama.  

 Mengapa Toleransi Penting?  

Seperti yang pernah dikatakan Gus Dur, "Tidak penting apa pun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu." Pernyataan ini menegaskan bahwa perbuatan baik jauh lebih penting daripada identitas agama atau budaya seseorang.  

Toleransi menjadi kunci untuk menjaga keberagaman Indonesia sebagai kekuatan, bukan kelemahan. Tanpa toleransi, keberagaman justru bisa menjadi sumber konflik. Sebaliknya, dengan toleransi, perbedaan menjadi dasar untuk saling melengkapi dan memperkaya kehidupan bersama.  

 Pendidikan sebagai Kunci Toleransi  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun