Mohon tunggu...
Christopher Ryan
Christopher Ryan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa banyak berpikir sulit berbicara

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Peduli Sosial dengan Media Sosial

1 Mei 2023   18:03 Diperbarui: 1 Mei 2023   18:14 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: 

https://www.tiktok.com/@awbimaxreborn1

https://www.instagram.com/p/CrsFBsdLzuD/

Kritik merupakan hal yang sangat lumrah dalam negara demokrasi seperti Indonesia. Semenjak dulu kritik terhadap pemerintah selalu ada, hanya saja bentuk atau cara orang mengkritik yang berbeda-beda.

Belakangan ini mulai muncul orang-orang yang mengkritik pemerintah dengan cara yang baru, yaitu dengan menggunakan media sosial. Beberapa orang ini antara lain adalah Bima yang mengkritik pemerintah daerah Lampung, lalu muncul lagi Vadya yang mengkritik Wali Kota Jambi untuk membela neneknya dari perusahan China dan mempertanyakan apakah Wali Kota Jambi mendapatkan suap. Sebelum dua orang tersebut ada juga BEM UI yang memposting di media sosial tentang penolakan UU Ciptaker.

Munculnya sosok anak muda yang mengkritik pemerintah di media sosial, mendapatkan banyak simpati dari pengguna media sosial lainnya. Bahkan pada kasus Bima, tak sedikit orang yang mendukung Bima ketika dia dituntut atas pelanggaran undang-undang ITE.

Mengkritik melalui media sosial menurut saya merupakan cara yang efektif, dimana argumentasi kita mendapat kesempatan yang lebih besar untuk didengar oleh orang yang lebih banyak daripada ketika melakukan demonstrasi di jalan-jalan. Dengan melakukan kritik melalui media sosial, kita semakin dimudahkan untuk mengumpulkan orang-orang yang sependapat dengan kita, untuk menuntut perubahan yang lebih baik kepada pemerintah.

Terlepas dari substansi kritik yang mereka sampaikan, peristiwa ini merupakan suatu langkah maju ke arah demokrasi yang ideal. Munculnya sosok seperti mereka diharapkan dapat mempengaruhi anak muda lainnya, dimana mengkritik pemerintah merupakan suatu "trend" yang dianggap keren. Setelah kejadian ini, mungkin akan muncul sosok Bima dan Vidya lainnya, yang mengungkapkan isi hati mereka terhadap pemerintah tentang apa yang mereka alami dan rasakan. Banyaknya anak muda yang mengkritik pemerintah akan meningkatkan pula kepedulian anak-anak muda terhadap keadaan sosial politik suatu daerah ataupun negara.

Di sisi lain akan muncul tantangan baru, dimana kita juga harus mentolerir bahwa tidak semua orang yang mengkritik memiliki kapabilitas untuk mengkritik dengan baik. Dalam mengkritik pemerintah tentunya diharapkan adanya argumentasi. Melontarkan kata umpatan saja bisa merupakan kritik yang sah-sah saja, tetapi apakah kita mau kalau kapasitas kita dalam mengkritik hanya sampai di mengumpat saja?

Dalam freedom of speech mengumpat bukanlah suatu perbuatan yang salah, tetapi menurut saya mengumpat tidak akan membawa kasus yang kita angkat ke arah suatu bahasan yang kritis. Ibarat orang tua yang mengajarkan anaknya berjalan, orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengkritik pemerintah dengan baik dan dapat menyajikan data-data yang akurat diharapkan bisa membimbing mereka yang belum baik dalam mengkritik.

Jaman dulu untuk bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan kita harus membaca buku atau membeli koran dulu. Di jaman sekarang di mana informasi dan pengetahuan ada di genggaman kita. Di satu sisi memang banyaknya informasi akan meningkatkan pengetahuan kita, tetapi jangan sampai data yang tidak benar digunakan sebagai dasar untuk mengkritik pemerintah.

Fenomena munculnya anak-anak muda yang berani mengkritik pemerintah, merupakan tanda bahwa kepedulian tentang keadaan sosial politik telah meningkat. Kita semua sepatutnya merasa bersyukur dengan adanya sosok seperti mereka.

Pemerintah yang jaman dulu seperti tak tersentuh oleh rakyat biasa, di jaman sekarang dengan munculnya teknologi dapat membantu kita mengoreksi kesalahan yang diperbuat pemerintah. Ada baiknya juga kesempatan yang muncul ini kita manfaatkan demi kepentingan bersama dalam bernegara.

Pada masa orde baru seseorang mengkritik pemerintah dengan kata-kata yang pedas bisa-bisa ditangkap dan dituduh makar, di masa sekarang, kita punya ruang untuk berpendapat merupakan sebuah harapan bagi kita untuk melangkah lebih jauh lagi, dan jangan sampai kebebasan kita untuk berpendapat direbut oleh oknum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun