"Kejahatan akan menang bila orang yang benar tidak melakukan apa-apa." -Jenderal Sudirman
Sungguh kata-kata yang mengingatkan mengenai rasa nasionalisme untuk mempertahankan tanah air kita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan.
Rasa nasionalisme telah mendorong lahirnya persatuan dan kesatuan seperti pada masa kebangkitan nasional. Hal ini memicu awal mula terciptanya Pergerakan Nasional Indonesia, seperti organisasi modern pertama yaitu Budi Utomo yang memberikan banyak inspirasi kepada kaum nasionalis lainnya.
Terdapat 2 faktor yang memicu pergerakan nasionalisme, yaitu Faktor Internal dan Eksternal.
Faktor Internal
Faktor Internal datang dari rasa kebencian dan ketidakpuasan rakyat mengenai penindasan, kekejaman, pengeksploitasian, dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintahan kononial Belanda.
Hal ini menyebabkan munculnya kaum terpelajar yaitu golongan elite bangsa Indonesia seperti Sukarno, Moh. Hatta, Agus Salim, Tan Malaka, dan Ki Hajar Dewantara untuk mempelajari pendidikan modern. Mereka mendapatkan pencerahan yang memberikan gagasan-gagasan, seperti kebebasan, demokrasi, antiperbudakan, serta kesamaan hak dan martabat. Para tokoh-tokoh ini yang memelopori lahirnya organisasi-organisasi pergerakan dengan tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang merdeka.
Selain dari munculnya kaum terpelajar, tumbuhnya kenangan akan kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau membangkitakan rasa percaya diri, dan harga diri yang tinggi, serta keinginan agar bangsa Indonesia  dapat menjadi bangsa yang besar dengan kekuatan sendiri, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal datang dari semangat Indonesia untuk mendapatkan kesuksesan pergerakan nasional seperti di negara-negara Asia-Afrika yaitu Tiongkok, India, Filipina, Turki, dan Mesir.
Setelah Jepang dikalahkan Rusia pada tahun 1905, hal ini menyadarkan bangsa Indonesia bahwa bangsa Barat bukanlah bangsa yang sangat berkuasa karena dapat dikalahkan oleh bangsa Asia.