Mohon tunggu...
Christopher Gracio Purwanta
Christopher Gracio Purwanta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka ayam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Makna Sejarah Kebangkitan Nasional pada Masa Kini

30 November 2023   19:30 Diperbarui: 30 November 2023   19:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kejahatan akan menang bila orang yang benar tidak melakukan apa-apa." -Jenderal Sudirman

Sungguh kata-kata yang mengingatkan mengenai rasa nasionalisme untuk mempertahankan tanah air kita.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan.

Rasa nasionalisme telah mendorong lahirnya persatuan dan kesatuan seperti pada masa kebangkitan nasional. Hal ini memicu awal mula terciptanya Pergerakan Nasional Indonesia, seperti organisasi modern pertama yaitu Budi Utomo yang memberikan banyak inspirasi kepada kaum nasionalis lainnya.

Terdapat 2 faktor yang memicu pergerakan nasionalisme, yaitu Faktor Internal dan Eksternal.

Faktor Internal

Faktor Internal datang dari rasa kebencian dan ketidakpuasan rakyat mengenai penindasan, kekejaman, pengeksploitasian, dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintahan kononial Belanda.

Hal ini menyebabkan munculnya kaum terpelajar yaitu golongan elite bangsa Indonesia seperti Sukarno, Moh. Hatta, Agus Salim, Tan Malaka, dan Ki Hajar Dewantara untuk mempelajari pendidikan modern. Mereka mendapatkan pencerahan yang memberikan gagasan-gagasan, seperti kebebasan, demokrasi, antiperbudakan, serta kesamaan hak dan martabat. Para tokoh-tokoh ini yang memelopori lahirnya organisasi-organisasi pergerakan dengan tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang merdeka.

Selain dari munculnya kaum terpelajar, tumbuhnya kenangan akan kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau membangkitakan rasa percaya diri, dan harga diri yang tinggi, serta keinginan agar bangsa Indonesia  dapat menjadi bangsa yang besar dengan kekuatan sendiri, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal datang dari semangat Indonesia untuk mendapatkan kesuksesan pergerakan nasional seperti di negara-negara Asia-Afrika yaitu Tiongkok, India, Filipina, Turki, dan Mesir.

Setelah Jepang dikalahkan Rusia pada tahun 1905, hal ini menyadarkan bangsa Indonesia bahwa bangsa Barat bukanlah bangsa yang sangat berkuasa karena dapat dikalahkan oleh bangsa Asia.

Selain itu, dengan masuknya dan berkembangnya pemahaman baru dari Eropa dan Amerika seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme menyebabkan bangkitnya motivasi golongan terpelajar untuk berjuang membebaskan diri dari belenggu penjajahan.

Di kala sekarang, banyak sekali tantangan bagi para pelajar dalam menghargai nilai-nilai nasionalisme, yaitu karena generasi sekarang tidak merasakan susahnya memperjuangankan tanah air kita dari para penjajah. Generasi sekarang hanya menikmati hasil tanpa mempedulikan banyaknya pahlawan yang telah berkorban dalam memperjuangankan kemerdekaan Indonesia.

Didalam era globalisasi ini generasi sekarang cenderung mencintai budaya dari luar, dan mulai melupakan apa yang bangsa kita miliki. Padahal bangsa Indonesia kaya akan budaya yang dapat dilestarikan yang tidak kalah unik dan menarik dibanding bangsa luar. Dengan berkembangnya teknologi, hal ini mempermudah akses untuk mendapatkan informasi yang mempengaruhi pandangan dan nilai nilai generasi sekarang.


Kita harus memiliki sikap menghargai nilai-nilai nasionalisme itu seperti menghormati dan mencintai bangsa kita sendiri. hal ini penting karena membuat kita merasa bangga menjadi bagian dari negara kita. Ini berarti kita semua, dengan latar belakang, suku, ras, dan keyakinan yang berbeda, saling menghargai dan bekerja sama untuk membangun negeri kita agar menjadi tempat yang baik bagi generasi yang mendatang. Dengan menghargai nilai-nilai ini, kita bisa membangun hubungan yang kuat, memperkuat negara kita, dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk kita semua.

Marilah para pelajar sebagai generasi penerus bangsa, untuk sadar bahwa kita memiliki peran penting dalam membangun masa depan Indonesia yang kuat dan bersatu. Mari kita bersama-sama menghargai nilai-nilai nasionalisme dengan mencintai dan menjaga warisan budaya serta sejarah bangsa kita.

Apakah kalian mau pengorbanan para pahlawan berujung sia-sia karena kita sebagai generasi penerus bangsa tidak dapat menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan? kita sebagai generasi penerus bangsa harus mempertahankan persatuan dan kesatuan dimulai dari menghargai satu sama yang lain. 

Ratna Hapsari & M. Adil. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI K13N. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun