Globalisasi telah membawa perubahaan yang besar pada kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai bidang. Salah satu bidang yang mendapat pengaruh besar dari globalisasi adalah teknologi. Kemajuan dalam teknologi berbanding lurus dengan reproduksi informasi yang berkembang di masyarakat. Zaman sekarang, informasi mampu dengan mudah diakses oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Hanya dengan berbekal gawai, internet, dan sosial media, informasi-informasi dari berbagai daerah, pulau, atau bahkan belahan dunia lain terasa sangat dekat dan mudah di dapat. Di suatu sisi, kenyataan ini dapat berdampak positif karena masyarakat dapat memperluas pengetahuaannya tentang banyak hal.
Namun di sisi lain, kemudahan mengakses informasi ini juga dapat menjadi negatif, ketika fakta-fakta informasi yang ada dicampur adukka dengan kabar-kabar palsu atau yang sering disebut hoaks. Masalah ini membuat publik cenderung tidak bisa membedakan mana yang fakta dan hoaks.
Hoaks muncul berulang-kali melalui berbagai jejaring media sosial, entah dari bidang politik, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Bahkan, hoaks tidak hanya menyangkut masalah publik, tapi juga privasi seseorang. Hoaks itu berkembang sangat cepat dan mampu memecah persatuan Indonesia.
Fakta ini dapat jelas terlihat bagaimana pendapat-pendapat antar beberapa kelompok yang berbeda pendapatyang beredar di sosial media. Pendapat yang cenderung saling menjatuhkan dan mencaci maki, seolah mereka lupa bahwa mereka adalah saudara sebangsa dan setanah air. Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia masih belum bisa menyaring informasi yang beredar di media sosial.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, melalui kegiatan "ATASI HOAKS DENGAN CLBK", penulis mengharapkan masyarakat umum di Surabaya mampu memberi contoh teladan dan pengajaran kepada masyarakat lain tentang mengatasi kabar hoaks. Hal itu dapat terwujud dan dimulai dari setiap kepribadian masyarakat umum di Surabaya yang mampu memeriksa kebenaran informasi yang didapat, tidak ikut menyebarkan informasi yang ternyata hoaks, dan ikut memberi tahu hal sebenarnya jika mengetahui ada orang yang mempercayai hoaks yang beredar.
Tujuan dari kegiatan 'Atasi Hoaks dengan CLBK' ini adalah untuk menggambarkan bagaimana cara  masyarakat umum yang ada di Surabaya dalam memerangi berita hoaks. Sehingga, diharapkan masyarakat umum di Surabaya lebih peduli dan bijak dalam menghadapi isu-isu yang belum diketahui kebenarannya.
Kegiatan ini berbentuk sebuah kampanye dengan pembagian stiker yang mengajak masyarakat umum di Surabaya mengatasi berita hoaks dengan CLBK. CLBK sendiri adalah singkatan dari Cermati, Lihat, Baca, dan Kritis. Maksud dari cermati adalah cermati sumber berita yang didapat.
Lihat adalah masyarakat umum di Surabaya mampu membedakan gambar atau video yang beredar bukan hasil manipulasi. Maksud dari Baca adalah membaca keseluruhan berita dari awal hingga akhir. Dan yang terakhir adalah kritis dalam menyikapi masalah yang diangkat dalam berita tersebut.
Untuk mengetahui respon masyarakat umum di Surabaya sebelum dan sesudah kampanye, maka akan dibagian angket untuk memperoleh data. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat umum yang ada di Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13-17 Mei 2019.
Dari hasil kegiatan kampanye atasi hoaks dengan CLBK melalui stiker dan penyeberan angket, maka di dapatkan data pemahaman 50 responden dari masyarakat umum di Surabaya tentang kepedulian terhadap hoaks dan pemahaman terhadap CLBK. Data yang didapatkan sebagai berikut :
1.Umur Responden