PENGANTAR
Hidup damai dan harmonis merupakan impian setiap insan yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan kebajikan. Makna akan sebuah keharmonisan dan kebahagiaan tercipta dari adanya kehidupan bersama. Keharmonisan dan kebahagiaan tidak akan terjadi apabila masih ada ketidakpedulian terhadap sesama yang menderita.
Di tengah situasi pandemi ini, keegoan tampak ketika sedang mengalami kesulitan. Ironisnya, sikap ini muncul di atas penderitaan sesamanya. Orang berlomba-lomba untuk mencapai kebahagiaannya tanpa memikirkan penderitaan sesama. Dalam ajaran Konfusius, kita ditawarkan untuk mengikuti jalan kebajikan agar mencapai keharmonisan dan kebahagiaan. Oleh sebab itu, Konfusius dapat kita jadikan teladan dalam berlaku bijaksana untuk memutuskan dan penuh cinta kasih dalam melayani sesama yang menderita di tengah krisis sosial saat ini.
JALAN KEBAJIKAN
Ren (cinta kasih)
Ren/jen merupakan salah satu dasar utama ajaran Konfusius, di mana ren menjadi pangkal dari kebajikan. Ren telah diterjemahkan dengan berbagai pengertian seperti kemanusiaan, cinta, belas kasih, kebaikan hati dan lain-lain. Dalam aksara Tiongkok kata ren sendiri menunjuk pada ren (manusia) dan er (dua) yang berhubungan manusia dengan manusia. Dari konsep ini jelas bahwa ren dapat kita artikan sebagai kebajikan batin yang merujuk pada kualitas pusat moral manusia dan cinta terhadap sesama.Â
Ren merupakan cinta kasih universal, tidak terbatas pada orang tua dan keluarga, tetapi kepada sahabat, negara, agama dan semua manusia. Ren tidak serta merta merupakan cinta kasih yang buta akan kesalahan, apalagi dapat merugikan orang lain (kriminal), melainkan didasarkan pada kebaikan dan kebenaran. Membalas kebaikan dengan kebaikan, kejahatan dengan kelurusan, itulah yang diinginkan oleh Konfusius. Ren dapat kita wujudkan dalam kehidupan dengan berbuat baik kepada sesama, meminimalisir keburukan terhadap sesama, jangan menyakiti dan jangan merugikan.Â
Zhi (Kebijaksanaan)Â
Filsafat Konfusius memandang bahwa 'kebijaksanaan' berguna untuk mengetahui manusia dan 'kebajikan' berguna untuk mencintai manusia. Dalam konsep ini, kebijaksanaan harus dicapai melalui pemahaman terhadap manusia, maka dilanjutkan dengan mencintai manusia. Kebijaksanaan memerlukan pengetahuan, dengan pengetahuan kita dapat mengerti diri sendiri dan hubungan terhadap sesama manusia. Konfusius mengatakan bahwa, "katakan tahu bila engkau tahu, katakan tidak tahu bahwa engkau tidak tahu, itulah pengetahuan".
Menurut Konfusius, pengetahuan merupakan jalan kebijaksanaan. Sebab, kebijaksanaan diperoleh dari usaha belajar, baik dari buku maupun kehidupan. Kebijaksanaan juga bisa didapatkan dari orang lain, mengambil sisi positif dan mengevaluasi diri sendiri. Dalam situasi ini, kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan diperlukan. Hal ini bukan perkara mudah, dibutuhkan banyak belajar, kesabaran dan kesanggupan. Orang bijak harus berjalan dijalan besar, tidak dengan marah-marah melainkan dengan sikap tenang dan wajar. Kebijaksanaan bukan sekedar menguasai semua teori dan pengetahuan, melainkan memiliki kemampuan mengatasi dan memecahkan setiap permasalahan yang ada. Konfusius mengatakan bahwa, "memecahkan suatu masalah dari ujung yang salah hanya akan mendatangkan kerugian".
Xin (dapat dipercaya)Â