Mohon tunggu...
Dwi Putra Setiawan
Dwi Putra Setiawan Mohon Tunggu... -

Biasa saja, hanya rakyat yang menginginkan negara Indonesia Maju dan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2014 : Nasib Bangsa di Tangan Presiden 2014 ( ReNegosiasi FreePort 2014 - 2041 )

23 April 2014   22:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:17 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menanda tangani perjanjian kontrak dengan Freeport sejak 7 April 1967, dan sejak saat itu bumi Papua digerogoti oleh orang asing tanpa membagi hasilnya kepada bangsa kita. Kontrak disetujui kembali 30 Desember 1991, dan berakhir tahun 2021 nanti. ReNegosiasi dilakukan kembali oleh pihak Freeport tahun ini untuk kontrak sampai 2041. Saham pada kontrak saat ini 90% lebih dimiliki oleh Freeport, sedangkan Indonesia hanya 10% kurang. Royalti yg didapatkan oleh Indonesia kurang lebih 1% - 3,5%, sedangkan tanah yang sedang di eksploitasi adalah tanah Indonesia. Tanah Papua begitu kaya dengan Sumber Daya Alam, 10 Jenis Sumber Daya Alam yang sedang di eksploitasi, salah satunya Uranium. Uranium adalah material yang dapat di gunakan untuk menghasilkan energi Nuklir. Untuk sebuah Negara Maju, tentu membutuhkan Uranium ini untuk Pembangkit Listrik, Senjata, Teknologi dan USA membutuhkan ini untuk mempertahankan kekuatannya di Dunia. USA yang sedang Pro-Kontra dengan penggunaan Nuklir Iran, akan mencari Uranium untuk melawan Iran nanti. Indonesia pun membutuhkan Uranium ini untuk hal yang sama demi mempertahankan Kedaulatan NKRI di mata Dunia, tapi apakah kita mendapatkan Uranium tersebut? Indonesia hanya mendapatkan Royalti kecil dari semua hasil tersebut, Royalti yang menurut Pemerintah Indonesia cukup dan tetap di korupsi sampai saat ini. Apa yang terjadi dengan Saudara-Saudara kita di Tanah Papua? Mereka di injak-injak, Kehidupan mereka yang seharusnya maju tetap saja terbelakang, dan mereka tidak menikmati hasil dari tanah leluhur mereka. Pemimpin Indonesia terlalu sibuk meng-korupsi Royalti yang kecil tersebut.

Pembangunan Smelter di Tanah Papua baru dirujukan oleh Pemerintah kita sekarang, untuk Indonesia adalah kemajuan yang sangat bagus. Lebih bagus lagi jika pertambangan tersebut tidak di operasikan oleh Freeport. Jika Freeport bukan pihak yang meng-operasikan tambang tersebut melainkan Pemerintah Indonesia, Negara ini akan mendapatkan Devisa yang sangat banyak, hutang-hutang luar negeri terlunasi, Rakyat menjadi makmur dan sejahtera, Rupiah menguat di dunia, dan tentu untuk Tanah Papua sendiri akan menjadi kota yang maju seperti Jakarta. Putra Bangsa yang memiliki Prestasi sangat banyak, tersebar di seluruh pelosok daerah di Negeri kita ini, bahkan yang mengemban Tugas Negara untuk belajar ke luar negeri pun banyak. Kehidupan di Luar Negeri meng-hipnotis mereka untuk mengabdi kepada Negara Asing, sedangkan para Patriot Bangsa ini membutuhkan dukungan dari Pemerintah, tapi banyak dari Putra Bangsa kita yang di khianati oleh Pemerintah. Freeport akan terus aman dan tetap mengeruk Tanah Papua tanpa harus membagi hasil yang didapat, karena Putra Bangsa kita yang Luar Biasa telah binasa.

"Indonesia Tidak Butuh Dunia, Tetapi Dunia Membutuhkan Indonesia"

Indonesia sangat kaya, tidak hanya Papua. Ada Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa, tetapi kita tetap terpuruk? Kemiskinan dimana-mana, Pendidikan tidak merata, Kedaulatan NKRI sedikit demi sedikit direbut oleh Malaysia, kenapa?. Karena kita telah dibodoh-bodohi oleh Pemimpin kita yang sedang dibodoh-bodohi oleh pihak Asing!. Merebut Kembali Papua dari cengkraman Freeport dan Membangun Pertambangan yg di operasikan oleh Anak Bangsa tanpa campur tangan Asing adalah Tugas Pertama untuk Presiden 2014 agar Indonesia dapat bangkit. Rangkul kembali Tanah Papua, tumbuhkan Anak-Anak Bangsa yang berprestasi. Tapi Tentu, untuk mengusir Freeport tidaklah mudah. Dibutuhkan Keberanian,Ketegasan,Strategi Jitu, dan Dukungan Rakyat. Sebagian Masyarakat malah berfikir kita juga membutuhkan Militer untuk mengusir Freeport. Freeport sudah sangat menjadi andalan untuk Devisa USA, dan USA tidak mau kehilangan itu. USA akan menghalalkan segara cara untuk mengagalkan usaha Indonesia mengusir Freeport dari Papua, mungkin salah satunya seperti Iran. Boikot, Perang dan Fitnah yang dilancarkan pihak USA kepada Indonesia mungkin akan terjadi.

"Beri aku 10 Pemuda, Akan kugoncangkan dunia!" - Ucapan Ir.Soekarno

"Tuhan tidak akan merobah nasib sebuah bangsa, sebelum bangsa itu merobahnya" - Ucapan Ir.Soekarno yg ia ambil dari Al-Qur'an ( "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri" QS 13:11 )

Pemilihan Presiden tinggal menunggu waktu, dan saat ini Indonesia membutuhkan Presiden yg berani mengusir para penjajah, dan Tegas untuk memutuskan Kontrak Freeport, Serta memanggil semua Anak Bangsa kembali membangun Indonesia. Tentu Konsekuensi yang mungkin dihadapi oleh Rakyat Indonesia adalah Perang dengan USA. Apakah kita semua mau berjuang demi Negara?, bukan teriakan-teriakan di depan Kedubes, atau demo untuk turunkan harga. Apakah kita semua mau untuk menjadi seorang Patriot? bukan hanya sekedar menuntut, atau orasi tanpa gerakan. Apakah Presiden 2014 Berani Untuk memutuskan Kontrak Freeport dan kita semua mau menerima keputusan Presiden untuk memutuskan Kontrak Freeport dengan Konsekuensi tersebut?

Kita tidak butuh Pemimpin tanpa hasil!.

tanpa keberanian!.

tanpa ketegasan!.

yang hanya bisa bersembunyi dibalik ketenaran!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun