Mohon tunggu...
Christoffel Mintardjo
Christoffel Mintardjo Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Author, Consultant, Technopreneur, PhD Student, Startup Founder, Philospher

Jika Anda ingin mengalami keajaiban dalam hidup, maka jadikanlah hidup Anda keajaiban. Motto: Simple - Smart - Superior

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hantu Jurnal Predator: Tahu, Kenali, dan Hindari bagi Para Akademisi

21 September 2020   12:28 Diperbarui: 21 September 2020   12:31 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: scholarlyoa.com

Para akademisi dari seluruh dunia selalu berlomba untuk mendiseminasi hasil pemikiran dan temuan mereka dalam beragam penerbit jurnal ilmiah baik bereputasi maupun tidak bereputasi. 

Dalam melakukan penerbitan tersebut masyarakat akademisi seperti dosen, peneliti, mahasiswa sering mengalami kendala baik teknis maupun non teknis. Publikasi akademis berkualitas menghadapi tantangan seperti etika, desain penelitian yang tidak tepat, hasi yang bias, biaya publikasi yang meningkat serta penilaian yang tidak adil dari penerbit akademis.

Namun kendala yang sangat bersifat negatif, menurunkan kualitas tulisan dan publikasi bahkan bersifat merusak reputasi para akademisi dan institusi ilmiah adalah yang disebut sebagai publikasi jurnal predator atau jurnal pemangsa (predatory journal). Menurut Shen dkk (2015) mengestimasi bahwa pada tahun 2014 di seluruh dunia telah terpublikasi 420.000 artikel di jurnal predator pada 8.000 jurnal akademis baik pada penerbit independen maupun pada penerbit terkenal. 

Apakah jurnal predator tersebut, serta bagaimana mengenali dan menghindari jurnal predator bagi para akademisi khususnya para akademisi di Indonesia agar terhindar dari jebakan tersebut? Dalam pemaparan di bawah ini dijelaskan secara singkat tentang hal tersebut serta solusi untuk menghindari dan menghadapi jurnal predator.

Mengetahui
Jurnal predator secara sederhana disebut sebagai jurnal model "bayar dan terbit". Jurnal predator merupakan suatu model bisnis eksploitatif yang karakteristiknya adalah memungut biaya publikasi tanpa menyediakan layanan editorial ilmiah dan kajian rekan sejawat (peer review) yang akuntabel dan transparan. 

Editorial menggunakan kebijakan akses terbuka untuk membenarkan pembebanan biaya publikasi kepada penulis dimana artikel diterbitkan segera setelah pembayaran tetapi tanpa mempertahankan standar publikasi yang sesuai untuk jurnal ilmiah. 

Istilah penerbit predator seperti: penerbitan hanya-tulis (write-only publishing), penerbitan yang menipu (deceptive publishing) semuanya mengacu pada istilah publikasi jurnal predator. Menurut Shamseer et al. (2017) intinya jurnal predator merupakan penerbit jurnal yang secara aktif mengumpulkan manuskrip dan memungut biaya publikasi tanpa menyediakan layanan kajian rekan sejawat dan editorial yang kuat.

Istilah jurnal predator pertama kali muncul dalam jurnal Nature yang ditulis oleh Profesor Jeffrey Beal. Prof Beal telah lama menginvestigasi penerbit jurnal akademis yang berpotensi serta kemungkinan merupakan penerbit dan jurnal predator.

Jurnal predator sebenarnya muncul dari bangkitnya Gerakan Akses Terbuka (Open Access Movement) terhadap publikasi ilmiah yang bermanfaat untuk kemudahan akses jurnal oleh semua orang. 

Namun dampak dari hal ini adalah munculnya model bisnis dari jurnal akses terbuka ini khususnya terkait dengan monetisasi dan kapitalisasi secara besar-besaran dari publikasi jurnal akademis. Hal ini kemudian memunculkan penerbit oportunis yang menciptakan peluang baru di tengah kehausan dari para akademisi untuk mempublikasikan jurnal mereka.

Biasanya penerbit jurnal predator memberikan informasi yang menyesatkan tentang: (1) informasi palsu tentang keterlibatan akademisi terkenal dalam proses kajian jurnal; (2) menyebarkan informasi palsu tentang indeks jurnal; (3) menyajikan indikator bibliometrik palsu, sering mirip dengan indikator yang sangat dihormati di komunitas ilmiah; (4) tidak memberikan verifikasi tentang keaslian manuskrip yang masuk; serta (5) mengutip biaya untuk menambahkan nama ke daftar penulis karya yang tidak ditulis oleh mereka.

Beberapa alasan mengapa jurnal predator harus dihindari oleh para akademisi: (1) karya penulis hanya dinilai oleh reviewer yang tidak berkelas; (2) karya penulis bisa hilang jika penerbit ini menghilang; (3) jurnal predator biasanya tidak terindeks dalam pangkalan data akademis, sehingga mengurangi jumlah pembaca dan dampak dari karya penulis; (4) jurnal predator dapat berfungsi sebagai karya ilmiah hasil plagiat atau hasil rekayasa; serta yang paling buruk adalah (5) reputasi buruk jurnal predator dapat menjangkiti penulis, institusinya, atau bahkan seluruh bidang atau disiplin ilmu tersebut.

Mengenali
Informasi tentang daftar penerbit berpotensi jurnal predator paling terkenal dikeluarkan oleh Jeffrey Beal yang dikenal sebagai Daftar Beal (Beall's List) (keterangan: saat ini situs blog yang memuat daftar Beal yang asli sudah tidak ada dan telah ditutup oleh Beal). Dia mengidentifikasikan penerbit-penerbit yang diduga serta berpotensi sebagai jurnal predator. 

Walaupun maksud dari Beal cukup baik untuk mempublikasikan daftar tersebut, namun ada beberapa kritik seperti dari Phil Davis yang menyatakan bahwa Beall telah keliru menuduh beberapa penerbit akademis dengan tanpa adanya bukti yang jelas tentang kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu benar terkait stigma sebagai penerbit predator.

Sebelum Beal ada beberapa akademisi lainnya yang telah mengamati tentang model penerbitan ini, seperti Gunther Eysenbach yang menyebutkan tentang "Domba Hitam" diantara kawanan penerbit dan jurnal akademis. Richard Poynder menggali tentang kemunculan startup teknologi di industri publikasi akademis yang mengeksploitasi pasar tersebut yang dianggap terlalu rumit.

Ada beberapa situs yang menginformasikan daftar penerbit yang "dicurigai" jurnal predator seperti pada tautan berikut:

Menghindari
Daftar nama-nama penerbit atau jurnal yang masih berupa anggapan berpotensi, kemungkinan dan berpeluang, sebagai jurnal predator terlalu bersifat subjektif. Perlu adanya solusi bersama dari penerbit arus utama serta masyarakat akademisi global untuk menghindari model-model predator ini

Untuk menghindari publikasi jurnal predator maka beberapa organisasi bersatu padu untuk membantu para akademisi menghindari hal tersebut. Asosiasi thinkchecksubmit.org beranggotakan organisasi penerbit akademis arus utama seperti DOAJ, Asosiasi Penerbit STM, Springer, ISSN International Centre dan masih banyak lagi yang bertujuan untuk membantu para peneliti untuk mengetahui dan mengidentifikasikan jurnal dan penerbit terpercaya untuk publikasi penelitiannya. 

Asosiasi ini memberikan beberapa panduan untuk menghindari publikasi di jurnal predator antara lain melalui sistem analisa (think), uji (check), serta kirim (submit). Sebelum mempublikasikan pada suatu jurnal lakukan langkah-langkah analisa, uji serta kirim,  yaitu:

1. Analisa. Apakah Anda mengirimkan penelitian Anda pada jurnal terpercaya?  Apakah penerbit tersebut merupakan jurnal yang tepat untuk karya Anda?

2. Uji. Apakah Anda atau rekan Anda mengenali jurnal ini? Apakah Anda bisa mengidentifikasikan  dan menghubungi penerbit dengan mudah?

Apakah jurnal menjelaskan tentang tipe dari kajian rekan sejawat yang digunakan? Apakah artikel terindeks dalam layanan yang Anda perlukan (misal: Sinta, Scopus, Copernicus, WoS, dsb)? Apakah jelas biaya apa yang akan dipungut? Apakah Anda mengenali dewan redaksi? Apakah penerbit merupakan anggota dari inisiasi penerbit yang diakui (misal AJOL untuk jurnal dari Afrika, OASPA, DOAJ, dsb)?

3. Kirim. Jika Anda bisa menjawab "ya" terhadap kebanyakan atau seluruh daftar pertanyaan di atas.

Beberapa situs penerbit dan pangakalan data akademis yang dianggap terpercaya serta aman dari jurnal predator antara lain: Indeks SCImago, Indeks DOAJ (Directory Open Access Journal), Indeks Copernicus, Scopus, Web of Science (WoS)

Rating Predator

Saat ini juga dari kalangan akademisi muncul Rating Predator (Predatory Rate) yang mengukur rating jurnal predator. Rating ini menurut Dadkah dan Biankiardi (2016) muncul untuk menghindari ketidakadilan serta kesalahan justifikasi negatif terhadap penerbit dan jurnal tertentu secara subjektif. Rating ini mengacu pada kriteria-kriteria dari Jeffrey Beal dalam menentukan "tingkat bahaya" dari jurnal predator. Berikut kriteria Rating Predator menurut Richtig dkk (2018):

1. Telaah rekan sejawat. Hanya proses kajian yang dangkal atau tidak tersedia proses telaahan rekan sejawat untuk memastikan kualitas makalah yang dikirimkan.

2. Email. Undangan email yang agresif atau berlebihan yang dikirim ke banyak orang untuk menarik artikel dari para akademisi.

3. Promosi. Menjanjikan proses publikasi cepat, telaah tinjauan sejawat cepat serta biaya pengiriman yang rendah.

4. Biaya publikasi. Biaya publikasi tidak ditampilkan atau hanya ditampilkan setelah makalah telah diterima.

5. Judul dan logo. Judul jurnal bisa menyesatkan, meniru bahkan menduplikasi dari jurnal bergensi, terkenal bahkan terlalu ambisius. Logo jurnal bisa menyerupai logo jurnal yang sudah terkenal. 

6. Dewan editor. Editor palsu (tidak ada) atau nama editor/penulis terkenal yang ditampilkan dalam dewan editor tanpa persetujuan yang bersangkutan.

7. Pengukuran. Faktor impact palsu atau "pengukuran palsu" disediakan untuk menarik pengiriman artikel.

8. Informasi kontak. Tidak ada ada informasi kontak yang jelas (email, nomor telepon, alamat) yang disediakan, dan tidak ada kemungkinan untuk berhubungan langsung dengan penerbit. Alamat email non-profesional dari penyedia layanan email publik biasanya digunakan (Yahoo, Gmail, dan sebagainya).

9. Cakupan. Cakupan jurnal terlalu luas, mencakup hampir semua bidang ilmu.

10. Etika dan standar publikasi. Etika penelitian dan penerbitan tidak diikuti, serta sarana untuk meninjau, mengedit dan layanan pengindeksan tidak tersedia.

11. Kesalahan pengeditan dan ejaan. Artikel yang diterbitkan tidak diedit dengan baik dan mengandung beragam kesalahan tipografis atau gramatikal. Kesalahan ini juga dapat ditemukan dalam situs web jurnal yang mencantumkan tautan yang tidak bisa diakses.

12. Sistem pengiriman. Jurnal predator meminta penulis untuk mengirimkan manuskrip mereka lewat email dari pada melalui sistem submisi manuskrip profesional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun