Mohon tunggu...
Christin ChatrinNebore
Christin ChatrinNebore Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Saya merupakan pegiat sosial di sela-sela perkuliahan, melalui aktivisme terkait pemenuhan hak anak dan perempuan, sumber daya berkelanjutan dan pelestarian bakau di Papua Barat. Saya juga sering mengisi waktu luang dengan bermain alat musik yakni gitar dan piano.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Peristiwa Migrasi pada Montgomery Slave Trade di Amerika Serikat

25 Maret 2023   20:49 Diperbarui: 25 Maret 2023   20:52 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Legacy Museum, 400 N Court Street, Montgomery, Alabama, AS (Source: Dokumentasi pribadi)

Oleh Christin Chatrin Nebore

Sekilas Tentang Migrasi dan Perdagangan Budak

Kata migrasi tidak asing bagi masyarakat terutama pada masa kini, istilah tersebut sudah dikenal secara luas melalui berbagai sumber. Berbicara mengenai migrasi, berarti ada perpindahan manusia atau penduduk dari satu tempat ke tempat lain. 

Sampai saat ini pun aktivitas migrasi masih ada, karena alasan atau motivasi untuk berpindah sangat beragam. Mulai dari keinginan bekerja di tempat lain, memperbaiki taraf hidup, kondisi geografis, keterikatan keluarga, dan lain sebagainya. Tanpa terkecuali, perdagangan budak yang sudah berlangsung sejak masa lampau. 

Lantas, apakah semua aktivitas perbudakan dapat dikatakan sebagai migrasi? Bagaimana mengetahui apabila perbudakan dan migrasi dapat memiliki keterkaitan? 

Oleh sebab itu, penulis akan memberi contoh konkrit dari peristiwa perdagangan budak masyarakat kulit hitam lintas wilayah di Amerika Serikat. 

Adapun sebagian besar eksplanasi peristiwa adalah berdasarkan pengalaman pribadi penulis ketika berkunjung ke The Legacy Museum: From Enslavement to Mass Incarceration di Montgomery, Alabama, AS pada tahun 2022.

Sejak awal abad ke-17, aktivitas perdagangan budak melalui jalur Samudera Atlantik dimulai. Jutaan orang kulit hitam atau masyarakat Afrika dijadikan budak secara paksa, untuk kemudian diperjualbelikan ke benua Amerika melalui kapal laut. 

Disini aktivitas migrasi sedang berlangsung, dalam kondisi yang buruk. Orang-orang Afrika yang hendak dijadikan budak akan ditumpuk dalam geladak kapal secara telanjang, lalu mengalami sesak nafas karena keterbatasan udara dan ruang gerak.

Tidak hanya itu, budak-budak ini tidak mendapat nutrisi yang cukup untuk kesehatan mereka, dan rentan terkena penyakit. Selama tiga minggu hingga lebih dari tiga bulan di perjalanan, banyak diantara mereka yang meninggal karena stres ataupun penyakit. 

Sistem perbudakan di Amerika memang kejam, karena ada kepercayaan akan ancaman dari eksistensi minoritas kulit hitam terhadap mayoritas penduduk kulit putih. 

Walaupun ketika orang-orang Afrika di bawa pertama kali oleh kolonial Inggris ke Virginia pada tahun 1619 mendapat status hukum sebagai pelayan, hal itu berubah karena perekonomian sangat bergantung pada buruh.

Budaya sosial masyarakat semakin terikat ke diferensiasi ras dan dari situlah sistem perbudakan Amerika menjadi permanen. Perlakuan yang diberikan kepada budak kulit hitam berupa kekerasan fisik diberikan sebagai hukuman karena lari, gagal menyelesaikan tugas, mengunjungi pasangan atau keluarga di lingkungan lain, membaca, berdebat dengan orang kulit putih, bekerja terlalu lambat, mencoba melawan, dan lain sebagainya.

Bagaimana nasib penumpang kapal (budak kulit hitam) yang bermigrasi ke Amerika?

Kongres AS sempat melarang impor budak dari Afrika pada tahun 1808. Akan tetapi, saat itu harga kapas naik drastis bersamaan dengan industrinya. Ada peningkatan permintaan terhadap budak pabrik di negara-negara bagian Selatan. Hal ini mencetuskan perdagangan budak domestik yang terus berlangsung selama lebih dari 50 tahun.

Para budak kulit hitam atau orang-orang Afrika tersebut dipindahkan dari Upper South (Virginia, Kentucky, North Carolina, Tennessee), ke Alabama dan Lower South (Louisiana, Mississippi, Alabama, Georgia, South Carolina). 

Awalnya populasi manusia di Alabama kurang dari 40.000, berubah drastis antara tahun 1808 dan 1860 yang meningkat hingga lebih dari 435.000. Alabama merupakan negara bagian dengan populasi budak terbesar di Amerika pada awal Perang Sipil kala itu. 

Permintaan budak terus meningkat sejak awal 1800an di Alabama, para penjual merantai dan memborgol orang-orang Afrika tersebut. Lalu, budak-budak tersebut akan dipaksa berjalan kaki ratusan mil hingga ke Montgomery. 

Transportasi budak lalu berubah tahun 1840, menjadi perahu dan kereta, yang membawa budak dari Mobile serta New Orleans melalui Sungai Alabama ke Montgomery. 

Sementara itu, kereta mengangkut budak dari stasiun kereta Montgomery ke West Point di Georgia, hingga Upper South. Para budak tersebut lalu diperjualbelikan di pasar budak sama seperti barang-barang lainnya.

Montgomery menjadi pusat perbudakan terbesar dan berkembang pesat di Amerika Serikat, ratusan ribu budak kulit hitam asal Afrika bermigrasi hingga ke penahanan di depot-depot budak

Ketika sampai di Montgomery, para budak disimpan di gudang milik depot-depot atau juragan budak. Apabila budak tidak terjual laku di pasar, maka mereka akan hidup dalam gudang penyimpanan tersebut hingga terjual pada saat lelang budak. 

Para memilik modal merupakan pembeli dari budak-budak tersebut. Misalnya John Murphy, pemilik gudang di 122 Commerce Street yang digunakan pedagang budak pada 1850an. Wajah para budak akan dicetak pada selebaran atau iklan dan poster mulai dari anak-anak hingga dewasa. 

Gudang penyimpanan tersebut menjadi properti tetap dari pemilik hingga akhir Perang Sipil. Depot-depot tadi di operasikan oleh pedagang budak berlisensi, dan menyandera perempuan, laki-laki, hingga anak-anak. Depot tersebut berfungsi sebagai lokasi berdagang dan tempat penahanan hingga lelang di pusat kota. 

Montgomery memiliki empat depot budak utama pada deretan Market Street (sekarang menjadi Dexter Avenue). Pedagang paling terkenal dan aktif dalam jual beli budak saat itu adalah Mason Harwell. 

Perbudakan di Amerika memberi trauma yang mendalam khususnya bagi orang-orang Afrika yang bermigrasi kala itu, dampaknya dirasakan hingga saat ini. 

Ketidakadilan dan pelanggaran HAM yang berlangsung karena diskriminasi ras membentuk narasi-narasi intoleran dalam masyarakat modern masa kini. Salah satu gudang tempat penahanan budak kulit hitam yang dulunya adalah pabrik kapas sekarang dijadikan museum di 400 N. Court Street, Montgomery.

Situs Bersejarah yang Menjadi Warisan Pengetahuan

Peace and Justice Memorial Center di 414 Caroline Street, Montgomery, Alabama, AS (Source: Dokumentasi pribadi)
Peace and Justice Memorial Center di 414 Caroline Street, Montgomery, Alabama, AS (Source: Dokumentasi pribadi)

The Legacy Museum jaraknya sangat dekat dengan stasiun kereta yang dahulu digunakan sebagai jalur transportasi budak kulit hitam. Museum ini berisi tentang dokumentasi dari perdagangan budak kulit hitam, serta lokasi asli dari ruang-ruang penahanan seperti penjara. 

Pengunjung dapat mempelajari mengenai asal-usul keturunan ras Afrika-Amerika dari peristiwa migrasi orang-orang Afrika ke Amerika melalui perbudakan. 

Dalam area yang sama, di dekat museum juga terdapat National Memorial for Peace and Justice, berisi tugu-tugu peringatan dan batu-batu nisan para budak yang tidak tercatat di media massa. 

Dalam area National Memorial for Peace and Justice, terdapat ratusan batu-batu nisan atau penghormatan terhadap budak-budak kulit hitam yang diperlakukan tidak manusiawi di masa lampau. 

Adapun bentuk-bentuk nisan penghormatan berbeda-beda posisinya, menandakan bagaimana mereka meninggal saat itu. Batu yang posisinya tertancap ke tanah mengartikan bahwa orang tersebut dibunuh atau meninggal tanpa digantung. Batu yang posisinya tertancap ke langit-langit atau berada diatas tanah mengartikan bahwa orang tersebut meninggal karena hukuman gantung. 

Pada setiap batu penghormatan atau nisan, tertera nama orang tersebut beserta tahun lahir atau tahun meninggal, dan nama kota atau negara bagian asal identitas budak.

Dalam area National Memorial for Peace and Justice (Source: Dokumentasi pribadi)
Dalam area National Memorial for Peace and Justice (Source: Dokumentasi pribadi)
Sumber: 

Equal Justice Initiative, 2013. Slavery in America: The Montgomery Slave Trade. EJI Publications

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun