Mohon tunggu...
Christina Susi Handayani
Christina Susi Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru/SD Tarakanita 5 Jakarta

Saya adalah seorang guru yang tidak ingin hanya menjadi guru saja, namun ada kelebihan lain yang harus saya miliki. Oleh karena itu saya senang mengembangkan diri saya dengan dan dari mana saja sumbernya yang penting cocok dengan hoby dan bermanfaat bagi saya. Saya senang menulis, saat ini saya sedang mengikuti beberapa buku antologi. Saya sudah memiliki beberapa buku antologi puisi dan satu buku antologi cerpen. Semoga saya bisa terus menulis dan menulis. Menulis itu sungguh mengasyikkan. Semangatttt!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami dan Mengatasi Kesetaraan Gender

22 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:22 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran gender, yang mengacu pada peran, perilaku, dan aktivitas yang diasosiasikan dengan laki-laki dan perempuan dalam suatu masyarakat, telah mengalami transformasi signifikan sepanjang sejarah. Jika dahulu peran gender cenderung lebih rigid dan ditentukan oleh norma-norma sosial yang kaku, kini peran gender semakin kompleks dan dinamis. 

Bagaimana perempuan dan laki-laki menjalani kehidupan dan berinteraksi di masyarakat?

Evolusi Peran Gender

  • Pergeseran Norma Sosial: Seiring berjalannya waktu, norma-norma sosial yang terkait dengan gender semakin longgar. Perempuan tidak lagi hanya terbatas pada peran domestik, tetapi juga aktif berkarier di berbagai bidang.
  • Kesadaran akan Kesetaraan Gender: Meningkatnya kesadaran kesetaraan gender mendorong perubahan dalam kebijakan publik, dunia kerja, dan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pengaruh Globalisasi: Globalisasi memperkenalkan berbagai ide dan nilai tentang gender, pada gilirannya memengaruhi pandangan masyarakat terhadap peran gender.

Meskipun terjadi perkembangan yang meningkat, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai kesetaraan gender:

  • Stereotipe Gender: Anggapan bahwa ada peran tertentu yang hanya sesuai untuk laki-laki atau perempuan, hal ini masih sulit dihilangkan.
  • Diskriminasi Gender: Perempuan masih sering mengalami diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti upah yang tidak setara, kesempatan kerja yang terbatas, dan kekerasan berbasis gender.
  • Beban Ganda Perempuan: Banyak perempuan yang masih harus memikul beban ganda, yaitu mengurus rumah tangga dan bekerja di luar rumah.
  • Maskulinitas Toksik: Konsep maskulinitas yang sempit dan toksik dapat membatasi ekspresi diri laki-laki dan menciptakan tekanan untuk selalu tampil kuat dan dominan.

Untuk mencapai kesetaraan gender, diperlukan berbagai upaya bersama dari berbagai pihak, antara lain:

  • Pendidikan: Memberikan pendidikan yang berkualitas untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap gender.
  • Kebijakan Publik: Membuat kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, seperti kuota perempuan dalam politik, perlindungan terhadap korban kekerasan berbasis gender, dan penghapusan diskriminasi dalam dunia kerja.
  • Peran Media: Menyajikan pemberitaan yang objektif dan tidak memperkuat stereotipe gender.
  • Partisipasi Masyarakat: Setiap individu memiliki peran dalam mewujudkan kesetaraan gender. Kita dapat memulai dari lingkungan terdekat dengan menolak segala bentuk diskriminasi dan mendukung upaya-upaya untuk mencapai kesetaraan.

Peran interaksi dalam Masyarakat

  • Lingkungan Kerja: Di lingkungan kerja, interaksi antara perempuan dan laki-laki semakin intens. Namun, masih ada tantangan seperti kesenjangan upah, glass ceiling, dan bias gender yang perlu segera diatasi
  • Keluarga: Dalam keluarga, interaksi antara perempuan dan laki-laki juga mengalami perubahan. Ada kecenderungan menuju pembagian tugas yang lebih merata, namun masih banyak keluarga yang mempertahankan pola tradisional.
  • Lingkungan Sosial: Di lingkungan sosial, interaksi antara perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang berlaku. Beberapa masyarakat masih memiliki pandangan yang sangat konservatif terhadap peran gender, sementara masyarakat lain lebih terbuka terhadap perubahan.

Kesetaraan gender seharusnya menjadi norma dalam masyarakat, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi, terlepas dari jenis kelaminnya. 

Contoh Penerapan Kesetaraan Gender

  • Pembagian Tugas Rumah Tangga: Pembagian tugas rumah tangga yang adil antara laki-laki dan perempuan.
  • Representasi Perempuan dalam Media: Meningkatnya jumlah perempuan dalam posisi pengambilan keputusan di media.
  • Akses Perempuan terhadap Kredit: Kemudahan akses bagi perempuan untuk mendapatkan kredit untuk usaha kecil.

Mengapa Kesetaraan Gender Penting?

1. Setiap individu berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama.

2. Negara dengan kesetaraan gender cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

3. Kesetaraan gender dapat membantu mengurangi konflik dan kekerasan.

Mencapai kesetaraan gender adalah proses yang panjang dan kompleks, namun sangat penting untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dengan kerja sama semua pihak, kita dapat menciptakan dunia di mana setiap individu dapat mencapai potensi penuhnya, terlepas dari jenis kelamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun