Mohon tunggu...
Christina Susi Handayani
Christina Susi Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru/SD Tarakanita 5 Jakarta

Saya adalah seorang guru yang tidak ingin hanya menjadi guru saja, namun ada kelebihan lain yang harus saya miliki. Oleh karena itu saya senang mengembangkan diri saya dengan dan dari mana saja sumbernya yang penting cocok dengan hoby dan bermanfaat bagi saya. Saya senang menulis, saat ini saya sedang mengikuti beberapa buku antologi. Saya sudah memiliki beberapa buku antologi puisi dan satu buku antologi cerpen. Semoga saya bisa terus menulis dan menulis. Menulis itu sungguh mengasyikkan. Semangatttt!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan: Pengetahuan dan Pengalaman Baru dari Pendidikan Guru Penggerak

17 April 2023   17:38 Diperbarui: 17 April 2023   17:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal Refleksi Modul 3.1

Christina Susi Handayani, S.Pd.

CGP Angkatan 7 Kelas 35K

Fasilitator: Bapak Ismail

Pengajar Praktik: Ibu Mari Utami Hastuti

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin 

Dalam membuat jurnal refleksi dwimingguan ini saya menggunakan  model refleksi 4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway yaitu (Fact, Feelings, Findings, Future)

Fact (Peristiwa)

Dua minggu yang lalu kami mulai memasuki modul 3.1 dan selalu diawali dengan pretest. Karena belum ada konsep tentang materi modul 3.1 ini yang menurut saya sangat sulit, maka hasil pretest bisa dipastikan kurang bagus. Di awal kami belajar tentang "Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran" dan seperti biasa kami  mengikuti alur MERDEKA dalam memahami materi modul 3.1. Alur MERDEKA itu adalah :

  • Mulai dari diri

  • Eksplorasi konsep

  • Ruang kolaborasi

  • Demonstrasi kontekstual

  • Elaborasi pemahaman

  • Koneksi antar materi

  • Aksi nyata

Itulah alur belajar kami. Hal yang kami pelajari sepertinya semua sangat baru bagi kami. Banyak pengetahuan, wawasan, dan pemahaman setelah kami mempelajari modul ini dan tahapannya tampak sangat jelas, maksudnya kami mulai dengan belajar mandiri, lalu berdiskusi bersama fasilitator kami yaitu Bapak Ismail yang selalu mendampingi kami, setelah itu kami melakukan praktik nyata, kemudian pengetahuan kami disaring lagi dan kami diberi pembelajaran bersama instruktur yang pasti sangat mumpuni dalam materi tersebut.

Setelah selesai seluruh rangkain alur, kami membuat aksi nyata. Selain itu, kami juga belajar secara langsung bersama pengajar praktik kami melalui pendampingan individu, Di sini kami memiliki kesempatan untuk bertanya dan lebih paham dalam hal praktik nyata, karena di saat pendampingan individu kami melakukan proses coaching, sehingga kami digali potensinya lebih dalam oleh pengajar praktik kami, nah pengajar praktik dalam kelompok kami adalah Ibu Mari Utami Hastuti. Beliau selalu menyemangati kami dikala kami mulai kendor semangatnya seperti juga yang dilakukan oleh Bapak Ismail fasilitator kami.   

Rekan CGP juga sangat membantu kami, karena dengan merekalah kami bisa saling tukar pengetahuan dan sharing, banyak yang kami pelajari dari diskusi bersama mereka.

 

2. Feelings (Perasaan)

Perasaan saya ketika mengawali materi modul 3.1 sebenarnya sangat gamang, terus terang saya belum pernah mendapat materi ini. Ikut pelatihan kepemimpinan juga tidak mendapat materi ini. Jadi materi ini bagi saya benar-benar baru, saya merasa beruntung bisa mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran modul ini maupun modul-modul yang lain karena dengan demikian saya bisa banyak mendapat hal baru dan pasti selalu baru. Walau kadang ada juga yang sudah kami lakukan namun belum terkonsep dengan baik.

Saya rasa teman-teman juga memiliki perasaan yang sama, karena mereka pun sering sharing demikian. Apalagi ketika ruang kolaborasi kami menganalisis kasus yang nyata dan terjadi di sekolah kami, dan ada 2 kelompok yang memang jawabannya kurang tepat. Tapi saya dan juga teman-teman tetap semangat dan terus mencari tahu dalam kesempatan yang lain, misalnya saat elaborasi dengan instruktur.

3. Findings (Pembelajaran)

Saya merasa mendapat banyak pembelajaran selama mempelajari modul 3.1 ini:

  • Bagaimana membedakan mana kasus dilema etika atau mana yang bujukan moral. Sungguh harus kita analisa sungguh-sungguh untuk mengetahui mana kasus dilema etika dan mana kasus bujukan moral. Kasus dilema etika memiliki nilai-nilai yang bertentangan di mana ada 2 hal yang sama benar, benar lawan benar, sedangkan untuk kasus bujukan moral ada 2 situasi yang sangat nyata, situasi yang benar dan situasi yang salah. Hal ini bisa kita identifikasi dengan menggunakan 4 paradigma.
  • kita harus memahami 4 paradigma  dalam kasus dilema etika dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
  • Ada 3 hal prinsip utama dalam mengambil keputusan antara lain: 1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).   2) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking).  3) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Ada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2. Menentukan siapa saja yang terlibat

3. Mengumpulkan fakta yang  relevan

4. Melakukan uji benar-salah (uji legal, uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, uji halaman depan koran/publikasi, uji                               panutan/idola)

5. Menguji paradigma benar lawan benar

6. Melakukan prinsip resolusi

7. Melakukan investigasi opsi trilema

8. Membuat keputusan

9. Melihat lagi keputusan dan merefleksikannya


Jika dalam pengujian sampai pada langkah ke-4 ternyata pada uji benar salah ada 1 saja yang gagal, maka dapat dipastikan kasus tersebut adalah bujukan moral, namun jika pada tahap atau langkah ke-4 semua berhasil atau tidak gagal, maka kasus tersebut dapat dipastikan adalah kasus dilema  etika dan dapat dilanjutkan untuk menganalisanya.


4. Future (Penerapan)

Setelah saya mempelajari modul 3.1 ini dengan materi tentang keterampilan seorang pemimpin dalam  pengambilan keputusan sesuai perannya, khususnya pada kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai atau kebajikan, maka saya akan mencoba dalam lingkup kecil dulu dalam kelas yang saya ampu. Setelah terlatih tentu saya akan mencoba menerapkannya kepada kasus yang dialami oleh rekan sejawat, terutama pada kasus dilema etika, sehingga rekan sejawat dapat menemukan keputusan paling tepat pada kasus yang dialaminya. Mengapa hanya pada kasus dilema etika? Karena dari kasus dilema etika itulah yang paling membuat seorang pemimpin memiliki dilema dalam mengambil keputusan, mereka harus memilih dan menimbang dari nilai yang saling bertentangan yaitu benar lawan benar.

Demikian Jurnal Refleksi saya untuk moduil 3.1, semoga bermanfaat.

Salam dan bahagia

Guru bergerak, Indonesia maju


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun