Mohon tunggu...
Christina Susi Handayani
Christina Susi Handayani Mohon Tunggu... Guru - Guru/SD Tarakanita 5 Jakarta

Saya adalah seorang guru yang tidak ingin hanya menjadi guru saja, namun ada kelebihan lain yang harus saya miliki. Oleh karena itu saya senang mengembangkan diri saya dengan dan dari mana saja sumbernya yang penting cocok dengan hoby dan bermanfaat bagi saya. Saya senang menulis, saat ini saya sedang mengikuti beberapa buku antologi. Saya sudah memiliki beberapa buku antologi puisi dan satu buku antologi cerpen. Semoga saya bisa terus menulis dan menulis. Menulis itu sungguh mengasyikkan. Semangatttt!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saatnya Wujudkan Impian Menulis Buku

21 Januari 2023   16:45 Diperbarui: 21 Januari 2023   16:55 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, 20 Januari 2023 adalah pertemuan via WA online bagi para peserta KBMN (Kelas Belajar Menulis Nusantara). Grup ini terdiri dari 1000 peserta dengan kemauan menulis yang tinggi. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta ketika membuat resume setelah pemaparan materi dari narasumber. Seperti malam tadi, baru selesai narasumber memberikan materi dan tanya jawab sudah langsung ada yang kirim resume. Peserta lain sering menyebutnya F1 karena paling cepet menulis heheh

Narasumber kali ini adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Beliau adalah seorang penulis besar yang bisa mengantarkan mimpi kita menuju penerbit mayor. Beliau adalah penggerak riset informatika dan teknologi digital. Sssstt ternyata ulang tahunnya samaan dengan saya 24 Januari. Semoga ketularan pinternya. 

Sedangkan moderator kita kali ini adalah Aam Nurhasanah dari Lebak, Provinsi Banten. Beberapa waktu lalu Ibu Aam juga berperan sebagai narasumber. Mereka yang menjadi pengurus KBMN ini memiliki julukan TSO atau tim solidnya KBMN. 

Tema pertemuan ke-5 ini adalah Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu. Apa itu buku mayor? Buku mayor adalah buku yang diterbitkan oleh penerbit besar (skala nasional).

Pertemuan ini dimulai dengan sapaan dari narasumber dan beliau menyampaikan moderatornya merupakan seorang penulis yang hebat dan mandiri.

Prof. Eko mulai sharing pengalaman  menjadi penulis buku mayor, yaitu karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional. Beliau sudah menulis kurang lebh 121 buku mayor semenjak selesai kuliah. Beliau juga menulis artikel. Artikel yang sudah beliau tulis sekitar 623 artikel, dalam bahasa Indonesia maupun Inggris.

Beliau senang menulis sejak Sekolah Dasar. Namun tulisan pertamanya baru diterbitkan majalah ketika duduk di bangku SMP. Apa alasan beliau menulis? Alasan beliau menulis adalah karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain. Lama-lama beliau merasa enjoy dan ketagihan menulis.  Beliau merasa bahwa semakin banyak membaca buku dan menonton televisi semakin tinggi keinginannya untuk menulis.

Buku Mayornya yang pertama terbit adalah di tahun 2000, yaitu dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertama Prof. Eko isinya adalah bunga rampai. Setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan satu topik yang sedang menjadi trend pada saat itu.

Beliau sangat tidak menduga ketika begitu banyak orang yang membelinya. Sampai akhirnya jadi ketagihan menulis.
Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor HP Prof. Eko. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan merasa hidupnya berguna untuk orang lain. Begitulah pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang di tulis.

Ketika tanggal 16 Maret 2020 semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, beliau memutuskan untuk menjadi youtuber,
Setiap hari beliau membuat satu youtube, yang isinya hal-hal berkaitan dengan PJJ (karena sedang menjadi pembicaraan nasional).

Beliau membuat youtube dengan judul aneh-aneh, seperti Gamification, Flipped classroom, Collaborative Learning, Metaverse, IOT, Big Data, dan lain sebagainya.

Beliau bercerita, ketika om Jay (founder KBMN) mengajaknya untuk mengajarguru menulis beliau tergerak untuk bereksperimen.
Setiap guru saya minta untuk membuka youtube saya dengan alamat EKOJI CHANNEL Kemudian setiap guru diminta untuk menuliskan semacam resume dari yang beliau bicarakan di youtube tersebut. Setelah itu beliau memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten. Ternyata dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku diterbitkan. Luarbiasa! Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ.

Maka pada kesempatan kali ini, Prof. Eko mengajak guru/ peserta KBMN yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor yang diterbitkan untuk mendaftarkan diri.

Beliau memberikan tema tertentu, seperti misalnya: Classroom Design and Management, Community Based Learning, Computer-Based Assessment, Competency-Based Learning, Computer-Adaptive Assessment, The 21st Century Learning Skills. 

Pada prosesnya nanti Prof. Eko dan Ibu Aam akan melakukan pendampingan. Peserta diminta untuk mendalami tema yang didapat sehingga menjadi buku. Prof. Eko menargetkan sebelum Idul Fitri sudah siap dikurasi.


Kalau ingin menulis buku yang diterbitkaan penerbit mayor, kita harus mengikuti kebutuhan pasar. Jadi kita menulis bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain.  Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya. 

Banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Misalnya bagaimana cara agar bisa tampil percaya diri (PD) dalam menulis berbagai genre?
Prof. Eko menyampaiakan cara PD sangat mudah. Ikuti yang saya katakan. Nanti PD akan muncul dengan sendirinya. "Harus PD anda jadi penulis pertama dan saya menjadi penulis kedua?" cetus Prof. Eko memberi semangat peserta.


Prof. Eko lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk berjalan bersama, bukan sekedar berdiskusi. Kebanyakan orang lebih suka berdiskusi dan takut eksekusi. Prof. Eko mengatakan lebih suka langsung eksekusi di bawah bimbingannya, baru berdiskusi jika ada hambatan. Carilah judul yang anti mainstream. Kalau yang biasa saja, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.

Prof. Eko juga menjawab pertanyaan dari seorang peserta bagaimana tulisan kita berkualitas dan dipercaya penerbit mayor? Isi atau konten harus menarik dan disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Ini cara mencari judul dan tema yang menarik bagi penerbit mayor 



Moderator menyampaikan untuk materi Prof. Eko merupakan praktik langsung, sehinggadiharapkan peserta segera mendaftar  untuk ikutan menulis. "Sudah banyak teori, konsep, dan pengalaman dari penulis lain yang disampaikan ke anda semua. Sehingga saya tidak ingin membebani dengan teori-teori baru. Jadi saya mengajak teman-teman yang bermimpi karyanya terpajang di toko buku untuk bergabung dalam batch JANUARI BERSERI yang nanti akan menjadi workshop mingguan membuat buku mayor." jelas Prof. Eko.

Tujuan workshop menulis adalah agar guru-guru bisa menulis buku bukan sekedar tahu cara menulis buku. Prof. Eko menganut konsep belajar ketika berkarya, bukan belajar dulu baru berkarya. Keren sekali!
Takjub sekali ketika mendapatakan materi dari Prof. Eko. Saya sih langsung mendaftar dengan semangat. Apakah kalian berminat? Cusss mari kita berkarya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun