"Eh, Mbak Lori sudah pulang. Omong-omong aku sudah melaksanakan tugas menjaga mawar dengan sebaik-baiknya dan dengan seseksama mungkin." Jun tersenyum lebar sambil membusungkan dada.
"Bagus! Terus mawarnya mana?" Lori membalikkan badan Jun hingga menghadap taman yang tinggal pohon mawar tanpa bunga.
"Lha itu. Sudah kuamankan di tempat yang aman." Cengiran Jun semakin melebar.
"Diamankan di mana?" Lori menekankan suara pada tiap kata.
"Di rumah mbak guru Daya."
"Apa kamu bilang?" Lori menjewer Jun hingga adiknya itu berteriak-teriak minta ampun.
"Mbak sudah janji mepes maling mawarnya mbak. Sini ikut mbak ke dapur, tak buntel godong gedang terus tak bakar biar jadi pepes." Sekuat tenaga menarik Jun.
Jun berkelit membebaskan diri. Lari meliuk-liuk di antara tanaman mawar agar lolos dari kejaran Lori. Jun tahu betapa sayangnya Lori pada tanaman mawar jadi kakaknya itu tidak akan mau mengejar dengan resiko menabrak mawar-mawarnya.
"Jun! Awas kamu!" Teriakan Lori membuat kaca-kaca yang ada di penjuru rumah hancur berkeping-keping.
NB:
Tak buntel godong gedang: kubungkus daun pisang.