Setelah sekian hari tidak mencorat - coret dinding kompasiana, hari ini saya tertarik untuk memberikan coretan tentang tradisi yang pastinya asal dari daerah saya yaitu Banyuwangi. Yup, di Banyuwangi ada sebuah tradisi unik yang digelar warga sebagai keperluan bersih desa & tolak bala agar desa tetap aman & tentram yakni Seblang. Tradisi seblang ini dilakukan oleh 2 desa yakni di Desa Bakungan dan Desa Olehsari, penyelanggaraan seblang di desa Bakungan ini dilakukan seminggu setelah hari raya Idul Adha sedangkan di desa Olehsari dilakukan seminggu setelah Idul Fitri. Penari seblang sendiri bukan asal pilih, penentuan penari dilakukan secara mistis dan dilakukan supranatural dukun setempat. Biasanya penari adalah keturunan dari penari seblang sebelumnya dan yang pasti si gadis belum akil baliq, sedangkan di Bakungan penarinya adalah seorang wanita yang berusia 50 tahun keatas dan sudah menopause. Dengan pakaian khas,wajah gadis penari tersebut tertutup omprog atau penutup kepala/mahkota yang terbuat dari pelepah pisang yang di suwir - suwir, hingga menutupi wajah penari. Dibelakang penari ada ibu - ibu yang memegang tempeh(nampan dari bambu), sang dukun mulai mengasapi penari dengan dupa sambil membaca mantra, secara tiba - tiba tempeh tersebut jatuh sebagai pertanda sang penari sudah kesurupan dan seblang dimulai..hehehe Diiringi dengan gamelan khas Banyuwangi, penari tersebut menari diiringi oleh para pawang yang berusia lanjut. Dalam keadaan tidak sadar,penari mengikuti arahan pawang sambil menggerakan selendangnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI