Maka, tiada kata selain rasa syukur tak terkira
Ketika keduanya dapat keluar dari kehidupan yang sangat menyakitkan
Dan saat tirai kabut yang menghalangi cahaya Ilahi telah tersingkap
Berlian benar-benar mencerminkan hati keduanya
Begitu beningnya hingga melihat Sang Suami seperti melihat Sang Istri
Demikian pula sebaliknya
Mereka dan kisah mereka memang laik menjadi inspirasi
Bahwa setiap pasangan bisa menuju kualitas pernikahan bak berlian
Tak harus menunggu perjalanan 60 tahun...
Karena dapat dimulai dari sekarang
Memupuk keberanian untuk menyelaraskan semua ego
Dengan melepaskan pikiran, tindakan, dan kebiasaan
Yang tidak sepatut dan sepantasnya
Kemudian menjalankan hidup dengan penuh penghayatan
Bermeditasi tiada henti di dalam kesadaran
Hingga pikiran dan hati, selaras dengan tindakan dan juga ucapan
Lebur menjadi satu kesatuan di dalam keikhlasan
Yang ditujukan hanya kepada Tuhan Yang Maha Kasih
Seperti yang telah mereka lakukan…
Seperti melampaui tujuh benua dan tujuh samudra
Seperti terbang menjelajah galaksi di angkasa luar tanpa batas
Dan kembali ke bumi dalam keadaan selamat
Dengan membawa cara pandang baru tentang hidup dan kehidupan
Kemudian bersama-sama menikmati lagi secangkir cappucino hangat
Yang di setiap tegukannya seperti membuka jalan bagi cahaya
Yang membuat hari-hari mereka selalu menyenangkan
Benar-benar seperti kisah dari dalam dongeng…
Seringkali keduanya merasa bagaikan mimpi
Dapat menikmati keindahan musim semi di Australia untuk saat-saat ini
Sepasang suami istri ini adalah Ibunda Roselina dan Ayahanda Tjiptadinata Effendi
Yang tahun demi tahun  telah dilalui
Dengan bergandengan tangan hingga sampai pada hari ini
Dan menuju angka 60 tahun pada 2 Januari 2025 nanti
Maka, sudah sepatut dan sepantasnya merayakan pencapaian ini
Dengan rasa syukur tak terkira atas semua yang telah dimiliki
Untuk menuju masa depan yang akan selalu lebih indah setiap hari
Dan di hadapan laut yang membentang indah
Pasangan suami istri ini pun masih menerawang tanpa batas
Menyatukan cerita yang pernah dilalui bersama dengan senyum terkembang
Ditemani secangkir cappucino hangat di jemari tangan mereka
Pada saat yang sama…
Sang Pujangga juga masih terus menorehkan tintanya
Mematutkan sajak-sajak indah pada lembaran putih buku kehidupan
Bersama burung camar yang masih setia...
Mengepakkan sayapnya di antara desiran angin
Menyimak kisah ini sampai kata terakhir
Akhirnya tuntas sudah kisah pernikahan seindah berlian dalam puisi ini
Saat tegukan terakhir dari secangkir cappucino...
Terasa begitu hangat, ringan, dan sangat istimewa
Yang membuka jalan bagi cahaya membelah langit senja
Dan surga perlahan-lahan seperti turun ke bumi
Dalam bias jingga yang terukir indah, persis di ujung cakrawala
Yang di sana, yang ada hanyalah keikhlasan
Salam dalam kasih,
Christina Budi Probowati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H