Pada zaman milenium sekarang ini orang pada umumnya tidak lagi tertarik untuk melakoni hidup bermeditasi dengan jalan meninggalkan kehidupan duniawinya. Namun di sisi lain, tetap berhasrat untuk mendapatkan "pencerahan diri".
Mengapa pencerahan diri?
Konsep dasar dari pencerahan itu sendiri adalah "jalan untuk mengenal dan mengalahkan diri sendiri, hingga mampu menyatu pada kehadirat Sang Pencipta."
Bila kita secara arif menyikapi hidup, maka setiap kejadian, baik yang langsung mengenai diri kita ataupun orang lain, dapat dijadikan sarana dan prasarana untuk meraih pencerahan sesuai dengan kapasitas dan daya serap masing-masing.
Demikian sang penulis menjelaskan secara singkat tentang konsep dari pencerahan, yang tampil menawan di sampul belakang buku dalam beberapa paragraf, dan membuat puluhan ribu aksara di dalamnya semakin menarik untuk diselami.
Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, buku ini menyuguhkan pesan-pesan filosofis yang menakjubkan. Mampu menciptakan atmosfer yang menenangkan, penuh nuansa kearifan, dan juga kebijaksanaan.
Buku ini benar-benar istimewa. Kuat dalam analisis karena diambil dari pengalaman pribadi yang mempertaruhkan kejujuran diri, dan kaya akan kepekaan estetik karena sang penulis sangat cerdas dalam menyulap kata-kata yang biasa-biasa saja menjadi begitu menawan, dengan alur yang sangat luwes di tiap bab, maupun secara keseluruhan.
Maka, dengan bahasa yang ringan dalam kesahajaan, getaran yang agung dari buku ini memang mampu memperlihatkan keistimewaannya.
Latar Belakang dan Alur dalam Buku Enlightenment
Sejatinya buku ini adalah persembahan dari penulis kepada Tuhan Yang Maha Kasih, tentang bagaimana sang penulis menerima hidup dan kehidupannya sebagai karunia dariNYA, dan benar-benar berlapang dada serta  menerima seutuhnya, ketika realita hidup tidak sesuai dengan konsep yang pernah dirancangnya.
Setelah melalui proses panjang, ketabahan, kegigihan, dan dukungan dari orang-orang terkasih di dekatnya, serta dengan tetap senantiasa di dalam penyertaan Tuhan Yang Maha Kasih, akhirnya sang penulis mampu menjelaskan (menjabarkan) secara rinci tentang perjalanan spiritualnya, menjadi sebuah buku tentang bagaimana mencapai pencerahan.
"Bila kita belajar dari apa yang terjadi pada diri kita, akan lahir kearifan hidup. Bila kita belajar dari setiap kearifan hidup, ia akan menghadirkan pencerahan."