Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Dirgahayu Kemerdekaan ke-78 Indonesia dalam Konser Musik Leo Kristi

30 Agustus 2023   22:42 Diperbarui: 31 Agustus 2023   10:54 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fotografer: Keristinayu

Kegiatan pameran lukisan, penerbitan buku biografi pelukis, pembuatan film dokumenter profil pelukis, sarasehan dan bedah buku, pembacaan puisi dan sastra, macapatan, karawitan, teater anak, melukis dan juga menari baik tari Jawa klasik maupun tari kreasi baru, kesemuanya memberikan warna pada rumah  budaya tersebut.

Beberapa pelukis tanah air juga sempat mewarnai indahnya galeri di rumah budaya tersebut mulai dari pelukis Masoedin (Solo), beberapa pelukis muda Surabaya, pelukis H. Hardjiman (Yogyakarta), Setyoko (Surabaya), Lim Keng (Surabaya), dan juga Djoko KS (Bali).

Pelukis dari Jerman, Brigitte Loch juga pernah berpameran tunggal di Candhik Ayu pada akhir 2001. Demikian pula dengan pelukis berkewarganegaraan Amerika Serikat, John Schlechter yang ketika itu telah berusia 79 tahun sempat pula menorehkan warna pada pameran tunggalnya di sana.

Sang budayawan pernah dianggap sebagai sosok yang mampu merobohkan benteng tembok Cina ketika berhasil meyakinkan sosok Lim Keng, seorang sketser yang berpendirian kuat untuk yang pertama kali di dalam hidupnya bersedia berpameran tunggal di rumah budayanya dengan tajuk "Garis dalam Hidup Saya".

Ketika itu pameran dibuka oleh Wakil Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya bersamaan dengan peluncuran buku biografinya oleh Dr. Dwi Marianto (ISI Yogyakarta) yang diterbitkan oleh rumah budayanya tersebut.

Menyusul Djoko KS (Bali) yang juga berpameran tunggal untuk kali pertama dengan tema "Untitled" pada tahun yang sama, dibuka oleh Konsul Jenderal Perancis di Surabaya bersama dengan peluncuran bukunya dengan judul "Energy within the untitled works of Djoko KS" oleh Jean Couteau.

Pembacaan Cerpen dan Proses Kreatif Ratna Indraswari Ibrahim yang merupakan seorang penulis dari Malang pun juga sempat mengisi ruang sastra di sana dengan tema "Penindasan" pada awal 2002.

Dan pameran tunggal karya lukis John Schlechter, dengan tajuk "The Mysterious World" yang dibuka oleh Konsul Jenderal Amerika Serikat pada 2002, akhirnya mengantar sang idola datang padanya.

Pertemuan Sang Idola dan Penggemarnya
Hari itu seorang pelukis ternama di Surabaya bernama Asri Nugroho datang melihat pameran lukisan karya John Schlechter bersama sang musisi, Leo Kristi ke Rumah Budaya Candhik Ayu.

Sang musisi tampak begitu menikmati satu persatu sketsa karya John Schlechter yang terpajang di dinding galeri dan juga ratusan karya lainnya dalam bentuk album khusus dengan ukuran besar.

Tak ada pembicaraan yang serius antara sang musisi dengan sang budayawan ketika itu, selain kesepakatan barter tiga sketsa karya John Schlechter dengan satu lukisan karya pelukis Asri Nugroho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun