Meskipun kelima lagu Stevian Yudhistira berbahasa Inggris, namun kedekatannya dengan para penonton dapat dirasakan malam itu ketika ia menceritakan kisah di balik penciptaan lagunya dengan menggunakan bahasa Indonesia dan juga berinteraksi dengan penonton untuk menerjemahkan istilah lokal ke dalam bahasa Indonesia.
Seperti salah satu lagunya yang berjudul Moon Dancer, Stevian Yudhistira pun juga cukup piawai mengajak penonton berimajinasi tentang suasana yang indah di pinggir sungai, menggambarkan pertemuan dengan sang mantan kekasih yang sedang menari di bawah benderang bulan purnama.
Berpadu dengan unsur-unsur melodi dari permainan gitar maupun mandolin oleh Luigi Fossati yang menawan dengan ciri khas musik rakyat Eropa terutama Italia, kelima lagu itu pun menjadi semakin sempurna dan memikat.
Instrumental karya Luigi Fossati tak kalah memesona. Dengan menggunakan bahasa Indonesia ia pun juga menceritakan bahwa lagu tersebut diciptakannya untuk sang istri tercinta. Perbedaan budaya dengan sang istri yang berdarah Cina namun sangat mencintai budaya Jawa ia katakan senantiasa melahirkan kejutan-kejutan yang dituangkannya dalam karya tersebut.
Menurut laman Wikipedia Bahasa Indonesia, akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
Pendopo Sekar Ayu pun akhirnya menjadi saksi bisu terjadinya akulturasi budaya di dalam sebuah konser musik. Dan puncaknya ketika salah seorang penonton mengisi acara santai dengan bermain gitar dan menyanyikan lagu Kemesraan, warisan Franky dan Johny Sahilatua.
Semua penonton ikut bernyanyi, kemesraan pun tercipta, mendamaikan hati dan menentramkan jiwa seperti lirik lagunya. Musik memang misterius, malam itu ia dapat menembus batas-batas dan menyatukan segala perbedaan. Penonton yang datang dengan berbagai usia dan tidak saling mengenal dapat lebur di dalam atmosfer yang sama.
Akulturasi budaya dalam musik pun benar-benar tercipta malam itu, apalagi ketika Luigi Fossati juga turut serta mengisi unsur-unsur melodi dengan petikan mandolinnya, membuat lagu legendaris tersebut mengalun semakin indah di puncak malam, menghangatkan suasana, menyibak tirai dan menembus sekat-sekat penghalang. Keindahan pun terlahir dari sebuah akulturasi budaya. Seni memang bagian terkecil dari budaya, tetapi itu adalah yang terpenting.
Bandungan, 7 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H