Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siapakah Sang Nakhoda Tangguh Itu?

22 Juli 2023   14:59 Diperbarui: 22 Juli 2023   15:02 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika bukan nakhoda yang tangguh
Tak mungkin ia berlayar ke tengah Samudra
Dengan sebuah perahu kecil tanpa sauh
Bermuatan dua gunung dan juga lautan di dalam lautan

Bulan bersinar sangat terang di puncak malam itu
Saat lautan di dalam lautan akhirnya dapat terselami oleh Sang Nakhoda
Sampai ke dasar Samudra dengan perahu yang masih utuh
Dan lautan telah senyap dalam keheningan ketika deru ombak berseru memanggilnya

Siapakah Sang Nakhoda tangguh itu?
Dasar Samudra tentu lebih ganas dari permukaannya
Sangat mudah memusnahkan perahu kecil tanpa sauh itu
Dengan gempa yang setiap saat selalu datang menerjang

Lihatlah, Sang Nakhoda itu begitu berani menembus batas-batas
Retakan lava dan barisan pegunungan dilewatinya dengan mudah
Hingga ia temukan sebuah kehidupan di dasar Samudra
Kehidupan yang sungguh indah dan penuh kedamaian

Baca juga: Siapakah Hamba?

Di sana Sang Nakhoda seperti menemukan kembarannya  
Ia tampak tertegun disambut oleh sang empunya tempat indah itu
Dia adalah Bapa Adam yang memiliki wajah serupa dengannya
Bersama Ibu Hawa di samping pohon kehidupan yang terus tumbuh

Kisah tentang manusia pertama pun kemudian dituturkan dengan penuh kesahajaan oleh sang empunya
Bapa Adam memang sungguh teladan ketaatan manusia kepada Sang Pencipta
Kepatuhannya kepada Sang Pencipta memang tak perlu lagi diragukan
Di mana pun ia berada kehidupan surgawi akan senantiasa menyertainya

Sejatinya Bapa Adam adalah teladan bagi nakhoda-nakhoda kehidupan
Begitu kesatria menemani Ibu Hawa menebus dosa turun ke Bumi hingga ke dasar Samudra
Kemudian bersama-sama meniadakan diri dengan keikhlasan yang sungguh sempurna
Dan membuka pintu ruang hati hanya bagi Sang Pencipta

Demikiankah sejatinya manusia yang telah jiwanmukta?
Sosok pribadi yang dapat mengendalikan hawa nafsu dan mengerti kebenaran hakiki?
Yang tak hanya mengenal sangkan paraning dumadi di dalam menjalankan kehidupannya?
Namun juga memahami pepatah sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti?

Akhirnya Sang Nakhoda pun tersenyum penuh dengan misteri
Setelah menyadari bahwa ia seperti berkaca pada sebuah cermin ajaib
Tatkala melihat perahu kecilnya yang bermuatan gunung dan lautan
Begitu mirip dengan kehidupan Bapa Adam di dasar Samudra, dengan barisan pegunungan dan juga lautan di dalam lautan

Memang begitu berat membawa muatan gunung dan lautan di dalam perahu kecil tanpa sauh
Begitu pun tubuh manusia yang kecil dengan ruang terbatas
Tentu begitu berat menanggung beban hidup bila tanpa rasa syukur
Apalagi bila terus merasa memiliki kuasa atas segalanya hingga menjadi Tuhan atas dirinya

Dan bulan masih bersinar sangat terang di puncak malam
Mengabadikan pertemuan tak terduga antara Sang Adam dengan Sang Nakhoda
Semua pertanyaan tentang manusia dan kehidupannya pun akhirnya terjawab sudah
Oleh sang manusia pertama penghuni Surga

Pelayaran perahu tanpa sauh pun akhirnya turut purna dalam satu kedipan mata
Lautan di dalam lautan benar-benar telah terselami oleh Sang Nakhoda
Dan ketika deru ombak menanyakan siapakah dia sesungguhnya
Sang Nakhoda tetap mengatakan bahwa ia bukanlah siapa-siapa

Jika bukan nakhoda yang tangguh
Tak mungkin ia berlayar ke tengah Samudra
Dengan sebuah perahu kecil tanpa sauh
Bermuatan dua gunung dan juga lautan di dalam lautan

Bandungan, 22 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun