Saya petik gitar dan menyanyikan sebuah lagu cinta
Andai saya tahu pada saat itu Tuan berulang tahun
Pasti saya akan menjabat tangan Tuan erat-erat
Dan saya panjatkan doa terindah agar Tuan panjang umur
Masih ingatkah Tuan?
Saya adalah bunga yang pernah Tuan petik di tepi jalan?
Kala itu senja bulan Juni begitu menghangat
Dan bunga-bunga cinta bermekaran
Saya yang pernah berdiri di jalanan sunyi itu pun turut merasakan aroma asmara
Pada saat angin sepoi menyapa dan mengembuskan getar-getar cinta anak manusia
Namun badai tetap saja datang menerjang apa saja yang ada di depannya
Hingga saya harus merunduk, berlindung dan bersujud pada tanah pusaka
Sayalah yang pernah Tuan rindukan di ujung malam
Yang pernah memasuki mimpi-mimpi Tuan kala kesepian abadi membuai Tuan
Dan saya begitu bersyukur menjadi bunga ilalang
Dapat bertahan di saat badai menerjang sampai Tuan menemukan dan memetiknya
Bulan Juni kini datang kembali setelah melewati ribuan senja
Saya pun memetik gitar tua itu dan menyanyikan lagi sebuah lagu cinta untuk Tuan
Getar-getar asmara tiba-tiba menggelora menyentuh jiwa
Mungkinkah saya jatuh cinta lagi di bulan Juni?
Bandungan, 24 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H