Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merdeka Belajar dengan Origami dan Metode Glenn Doman

20 April 2022   20:22 Diperbarui: 22 April 2022   20:10 2177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Origami Dragon designed by Mas Isa Eliamasih | Foto: Dokpri

Merdeka belajar tentu menjadi dambaan bagi setiap anak, meskipun pengertian merdeka belajar bagi setiap individu, tentu bisa saja berbeda.

Menurut perspektif subyektif pribadi, merdeka belajar adalah sebuah proses belajar yang di dalamnya penuh dengan nuansa kegembiraan dan kebebasan yang bertanggung jawab, berkaitan dengan jadwal dan juga materi, tanpa target waktu dan tuntutan hasil, karena merdeka belajar tentunya akan terus berkembang sepanjang masa.

"Ibu, saya mau diminta belajar apa saja dengan tekun, tetapi jangan suruh saya belajar di sekolah."

Meskipun anak kami tersebut belum genap berusia tujuh tahun, sebagai orangtuanya, saya dan suami langsung menyambut baik permintaannya.

Bahkan, kami langsung memberikan ruang dan fasilitas yang ia butuhkan serta membantu mengatur jadwal belajarnya, karena ia juga harus berbagi fasilitas laptop dengan saudaranya.

Mengapa begitu mudah memenuhi permintaan sang anak?

Sebenarnya kuncinya memang pada komunikasi antara orangtua dan anak, selain mempertimbangkan efektivitas belajar anak saat sedang berada pada masa awal pandemi waktu itu.

Dengan menggunakan metode Glenn Doman, kami memang telah menerapkan merdeka belajar sejak dini pada anak-anak kami.

Dan dimulai dari sanalah kami menjadi teman bermain dan belajar bagi anak kami, mencoba membangun komunikasi yang baik, sehingga kami pun percaya bahwa anak kami tersebut akan dapat belajar bertanggung jawab dengan permintaannya di atas. Apalagi, tentu kami akan tetap menjadi temannya dalam belajar.

Merdeka Belajar dengan Origami

Dari selembar kertas persegi datar kemudian berubah bentuk menjadi patung kertas dengan teknik melipat dan memahat tanpa menggunakan lem/perekat, memotong kertas, atau memberi tanda pada kertas, itulah origami menurut praktisi origami modern.

Kali pertama kami menunjukkan origami pesawat terbang sederhana ketika bermain bersama, anak kami tersebut langsung tertarik dan menunjukkan minatnya yang besar pada dunia origami dengan segera mencari tahu lebih banyak tentang origami tanpa diminta.

Maka tidaklah mengherankan, sejak kami menyetujui permintaannya, ia pun langsung belajar banyak pengetahuan umum serta menekuni dunia origami, dengan menentukan jadwal dan cara belajarnya sendiri di rumah.

Lipatan origami dasar seperti lembah dan gunung, telinga kelinci, bagian luar terbalik, bagian dalam terbalik, kerutan, wastafel (sink fold) dan kelopak, langsung dipelajarinya dengan tekun ketika memulai belajar origami.

Origami Scorpion designed by Mas Isa Eliamasih
Origami Scorpion designed by Mas Isa Eliamasih
Kegemarannya membaca buku dunia tumbuhan, buku dunia serangga, dan buku perilaku binatang yang disempurnakan dengan pengamatan secara langsung pada alam di lingkungan sekitar rumah, juga semakin memacu semangatnya mengabadikan tumbuhan, bunga, dan juga binatang yang diamati olehnya tersebut menjadi sebuah origami.

Dalam dunia origami, akhirnya ia mendapatkan banyak pengetahuan, mulai dari berhitung, bangun ruang, hingga peluang, yang secara tidak langsung telah membantu memudahkannya dapat berpikir logis, rasional, dan juga eksak, sehingga memungkinkannya kreatif dalam memecahkan berbagai persoalan/masalah.

Dan ketika berkutat dengan origami pesawat terbang, ia pun juga bersentuhan dengan ilmu fisika. Ia melakukan pengamatan dan juga uji coba untuk dapat menentukan berapa pusat gravitasi dalam desain origami pesawatnya agar dapat terbang.

Fotografer: Keristinayu
Fotografer: Keristinayu
Di masa sekarang, teknik serta desain baru dari praktisi origami memang mudah sekali ditemukan melalui jejaring sosial, dan dari ketekunannya belajar origami, kini ia telah membuat kurang lebih seratus desain origami dalam kurun waktu dua tahun.

Seringkali ia juga mengalami kegagalan saat mendesain, namun ketika kami sebagai orangtua memberikan ruang baginya untuk dapat bebas/merdeka melepaskan emosinya, itu sangat membantu dan memudahkannya kembali berpikir kreatif untuk mencari solusi dan menghadapinya.

Tak hanya terampil dalam seni melipat kertas, ia akhirnya juga lancar berbahasa asing dikarenakan intens memerhatikan tutorial dalam bahasa Inggris di kanal YouTube, salah satu tempatnya belajar.

Kurzgesagt, TED-Ed, Monster Bug Wars, Bright Side (Sisi Terang), Kok Bisa, Foldable Flight (Kyle Boyer & John Collins), Origami with Jo Nakashima, Jeremy Shafer Origami, Tadashi Mori Origami Tutorial adalah kanal-kanal Youtube yang intens ia ikuti.

Khusus dari kanal YouTube Jayson Merrill, ia menjadi lancar berkomunikasi dalam bahasa Inggris setelah kurang lebih sembilan bulan intens mengikuti dan mengamati sang ahli origami pesawat tempur tersebut melalui tutorialnya.

Tak terlupakan, master origami dunia Akira Yoshizawa, Robert J. Lang, Eric Joisel dan Satoshi Kamiya juga turut menginspirasi anak kami tersebut melalui karya-karyanya dalam jejaring sosial.

Memupuk Kreativitas Anak dengan Metode Glenn Doman

Setiap anak memang memiliki bakat kreatif yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Bila orangtua atau pendidik dapat mengenalinya sejak dini, tentu akan dapat dengan mudah membantu memupuk bakat anak semaksimal mungkin dengan memberikan kemerdekaan cara belajar yang sesuai, dan juga tempat yang tepat, apakah membutuhkan belajar secara mandiri di rumah, atau perlu bimbingan guru di sekolah/tempat kursus.

Kreativitas memang dapat tercermin dari cara belajar anak. Dalam kasus di atas, anak kami tersebut mencari sendiri sumber yang dibutuhkan untuk menunjang daya cipta imajinasinya, baik dari buku-buku maupun dari kanal YouTube, juga dari alam di sekitar rumah untuk diteliti/diamati.

Bagaimana pola pikir kreatif itu dapat berkembang dengan baik?

Kami memang mulai menerapkan metode Glenn Doman sejak anak kami tersebut berusia dua bulan. Rutinitas memberikan selembar kertas bertuliskan kata dari benda-benda di sekitar anak, yang kami lakukan setiap hari bisa jadi memang turut memengaruhinya.

Metode Glenn Doman merupakan metode belajar dengan cara bermain untuk menstimulasi otak pada anak agar dapat berkembang dengan lebih baik, terutama pada awal pertumbuhannya.

Mengulang kata yang ditunjukkan hari kemarin dan menambahkan satu kata baru pada hari berikutnya yang ditulis sendiri oleh orangtua (ayah atau ibu), dengan menyesuaikan aktivitas anak, yakni bermain sambil belajar membaca dengan penuh kegembiraan, terkadang ketika sedang menyusu ibu, saat belajar merangkak dan juga berjalan, disiplin, berhenti sebelum bosan, dan tanpa target baik waktu maupun hasil, setelah disimpulkan, ternyata mungkin itu juga yang membentuk irama tubuh serta pola pikir kreatif anak dapat berkembang dengan baik sejak dini.

Pada awalnya metode ini memang digunakan untuk terapi anak-anak yang mengalami cedera otak. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan cedera otak saja dapat membaca dengan baik pada usia kurang dari tiga tahun, tentu metode ini akan lebih baik bila diterapkan kepada anak pada umumnya.

Menurut pengalaman pribadi, memang tak harus menunggu usia tertentu dalam menerapkan metode Glenn Doman, karena metode ini tidak akan membebani si kecil ketika diterapkan dengan benar, yakni dengan konsep bermain sambil belajar, bebas dari sistem ujian keberhasilan atau tanpa beban, sehingga baik anak maupun orangtua tetap menemukan kegembiraan dalam belajar dengan metode tersebut, dan anak pun dapat terbantu memiliki kemampuan mengingat dengan baik karena otak anak sudah terbiasa menyimpan memori jangka panjang dengan metode pengulangan materi, sebelum mendapatkan materi baru.

Peran Orangtua dalam Merdeka Belajar

Sejak tahun 2005 kami memang telah menerapkan metode ini untuk anak-anak kami yang lainnya juga, termasuk kepada salah seorang anak kami yang kidal, tentu saja dengan tetap mengamati dan memerhatikan perkembangan psikologis masing-masing anak untuk dapat menyesuaikan aktivitasnya dengan tepat.

Dan ternyata, meskipun masing-masing anak memiliki bakat yang berbeda, pola pikir kreatifnya bisa memiliki kesamaan.

Mereka lebih fokus pada bidangnya, lebih percaya diri, disiplin namun bisa fleksibel, dan ternyata juga menunjukkan perkembangan yang komprehensif seiring dengan bertambahnya usia anak.

Rata-rata di usia kurang dari tiga tahun, masing-masing anak sudah bisa membaca dengan lancar, dapat menulis dengan sendirinya, dan bakat anak pun akhirnya dapat terbaca sejak dini, sehingga memang lebih mudah bagi kami berkomunikasi dengan anak-anak kami untuk mendiskusikan bagaimana cara memperoleh kemerdekaan dalam proses belajarnya.

Namun demikian, setiap keluarga tentu memiliki kebijakan sendiri dalam pola asah, asih dan asuh untuk anak-anaknya.

Karena pendidikan utama sejatinya memang bermula dari keluarga, membangun komunikasi yang baik dengan anak sejak dini, tentu tetap sangatlah penting.

Menggunakan metode Glenn Doman ataupun metode lainnya, orangtua memang sepatutnya perlu hadir dalam proses belajar anak dengan caranya masing-masing, memastikan sang anak mendapatkan kemerdekaannya dalam belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun