Merdeka belajar tentu menjadi dambaan bagi setiap anak, meskipun pengertian merdeka belajar bagi setiap individu, tentu bisa saja berbeda.
Menurut perspektif subyektif pribadi, merdeka belajar adalah sebuah proses belajar yang di dalamnya penuh dengan nuansa kegembiraan dan kebebasan yang bertanggung jawab, berkaitan dengan jadwal dan juga materi, tanpa target waktu dan tuntutan hasil, karena merdeka belajar tentunya akan terus berkembang sepanjang masa.
"Ibu, saya mau diminta belajar apa saja dengan tekun, tetapi jangan suruh saya belajar di sekolah."
Meskipun anak kami tersebut belum genap berusia tujuh tahun, sebagai orangtuanya, saya dan suami langsung menyambut baik permintaannya.
Bahkan, kami langsung memberikan ruang dan fasilitas yang ia butuhkan serta membantu mengatur jadwal belajarnya, karena ia juga harus berbagi fasilitas laptop dengan saudaranya.
Mengapa begitu mudah memenuhi permintaan sang anak?
Sebenarnya kuncinya memang pada komunikasi antara orangtua dan anak, selain mempertimbangkan efektivitas belajar anak saat sedang berada pada masa awal pandemi waktu itu.
Dengan menggunakan metode Glenn Doman, kami memang telah menerapkan merdeka belajar sejak dini pada anak-anak kami.
Dan dimulai dari sanalah kami menjadi teman bermain dan belajar bagi anak kami, mencoba membangun komunikasi yang baik, sehingga kami pun percaya bahwa anak kami tersebut akan dapat belajar bertanggung jawab dengan permintaannya di atas. Apalagi, tentu kami akan tetap menjadi temannya dalam belajar.
Merdeka Belajar dengan Origami
Dari selembar kertas persegi datar kemudian berubah bentuk menjadi patung kertas dengan teknik melipat dan memahat tanpa menggunakan lem/perekat, memotong kertas, atau memberi tanda pada kertas, itulah origami menurut praktisi origami modern.
Kali pertama kami menunjukkan origami pesawat terbang sederhana ketika bermain bersama, anak kami tersebut langsung tertarik dan menunjukkan minatnya yang besar pada dunia origami dengan segera mencari tahu lebih banyak tentang origami tanpa diminta.