Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Langsing dan Sehat Saat Berpuasa dengan Jeruk Nipis

23 April 2021   11:31 Diperbarui: 23 April 2021   11:45 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan puasa tentu menjadi bulan penuh berkah. Selain untuk menunaikan ibadah dalam agama, bulan puasa adalah momen yang dinantikan bagi sebagian orang yang memiliki kelebihan berat badan, untuk sekaligus melakukan program pengurangan berat badan menuju ke berat badan ideal.

Tetapi mengapa kita harus mengurangi kelebihan berat badan kita? Menurut Dr. John F. Knight, hubungan di antara  badan yang terlalu gemuk dengan penyakit sudah jelas ada. Pertambahan berat badan biasanya ditimbulkan oleh karbohidrat dan lemak yang terlalu banyak.

Lebih banyak orang yang timbangan badannya terlalu berat menderita penyakit jantung koroner. Tekanan darahnya biasanya tinggi, dan mudah mendapat diabetes. Singkatnya, orang-orang yang timbangan badannya lebih berat memperbesar faktor risiko untuk menderita penyakit jantung dan serangan jantung pada usia dini.

Biasanya orang-orang yang timbangan badannya terlalu berat mempunyai kadar lemak darah yang mencolok, baik kolesterol maupun triglyceridenya, bila dibandingkan dengan orang-orang yang normal berat badannya. Dengan menurunkan berat badan maka tekanan darah akan turun, dan kadar kolesterol akan turun secara mencolok.

Namun apakah berpuasa benar-benar bisa membuat tubuh langsing tanpa keluhan kesehatan? Dan setelah bulan puasa berakhir, apakah tubuh akan tetap langsing dan tidak kembali ke berat badan semula, bahkan lebih? Menghayati hakikat berpuasa mungkin adalah jawaban yang tepat untuk menjadi langsing dan sehat saat berpuasa, bahkan setelahnya.

Menghayati Hakikat Berpuasa

Sejatinya, selain sebagai ibadah dalam agama, berpuasa juga merupakan proses detoksifikasi bagi tubuh manusia, yang artinya ketika berpuasa, tubuh manusia sebenarnya sedang berproses mengeluarkan zat-zat yang memiliki sifat toksin atau racun.

Tubuh manusia sebenarnya memang memerlukan berpuasa secara berkala, bukan hanya pada waktu menunaikan ibadah dalam agama saja, karena berpuasa sesungguhnya memiliki banyak manfaat. Berpuasa bukan hanya sebatas pembersihan raga, namun juga meliputi pembersihan bagi jiwa dan pikiran, sekaligus momen untuk meningkatkan energi positif. 

Dan untuk menghayati hakikat berpuasa, kita mungkin perlu memiliki kesadaran dalam berpikir bahwa seperti halnya mandi untuk membersihkan tubuh, juga membersihkan rumah agar lingkungan sehat, bagian dalam tubuh manusia pun sebenarnya juga perlu dibersihkan secara berkala.

Secara alamiah sebenarnya tubuh manusia memang telah melakukan detoksifikasi secara teratur dengan buang air besar ataupun  buang air kecil setiap hari, namun ini tidak akan maksimal jika jumlah toksin yang terbentuk di dalam tubuh lebih banyak daripada yang dapat dikeluarkan secara alamiah.

Berpuasa adalah salah satu cara menyempurnakan proses detoksifikasi secara keseluruhan, baik lahir maupun batin. Karena pikiran, emosi dan stres juga berpotensi meningkatkan jumlah toksin dalam tubuh, maka selama berpuasa kita perlu memerhatikan aktivitas yang kita lakukan dan menentukan pola makan yang tepat bagi kita agar tubuh tetap bugar.

Ketika kita sedang berpuasa, tubuh memang menjadi agak lemas. Melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau peregangan tubuh akan lebih baik agar sirkulasi peredaran darah tetap berjalan lancar.

Kita pun juga bisa melakukan kegiatan positif sesuai hobi, seperti merawat tubuh, membaca majalah atau koran, menulis, melukis, memasak, berkebun, atau kegiatan lain apa saja yang disukai, yang tidak menguras banyak energi.

Atau kalau memungkinkan bisa juga menyempatkan untuk rileks merebahkan diri di ranjang, tidur dengan penuh kesadaran seperti yoga, sesekali mendengarkan suara yang terjauh, kemudian beralih mendengarkan suara yang terdekat, hingga pada akhirnya dapat dengan jernih mendengar suara hati nurani yang terdalam. Ini tentu akan sangat bermanfaat dalam mempertajam batin dan membangkitkan energi positif.

Agar Tubuh Tidak Lemas Setelah Berbuka Puasa

Saya pernah mengalami tubuh lemas setelah berbuka puasa. Setelah melakukan percobaan beberapa kali, akhirnya saya menemukan tahapan cara makan yang tepat saat berbuka.

  • Segeralah minum air putih hangat dengan perasan air jeruk nipis untuk memulai berbuka puasa. Sangat dianjurkan untuk tidak makan secara berlebihan, duduk dengan tenang dan setelah makan pun tidak terburu-buru beranjak dari meja makan.

  • Sebaiknya juga tidak menyantap makanan yang terlalu dingin ataupun terlalu panas, karena temperatur yang suhu yang terlalu berbeda dengan suhu tubuh normal akan menurunkan fungsi enzim pencernaan.

  • Bagi yang memiliki masalah radang lambung, sebaiknya memang menghindari makanan yang terlalu asam dan pedas, serta tidak minum banyak air putih saat sedang makan.

  • Setelah beberapa jam kemudian, tahapan berikutnya adalah makan buah atau minum jus buah tanpa tambahan gula, karena buah adalah jenis makanan yang lebih mudah dicerna dan nutrisinya dapat terserap tubuh dengan lebih cepat.

Selain untuk memperlancar proses detoksifikasi, jus buah dapat mempercepat proses perbaikan sel-sel yang rusak. Ini berlaku juga untuk jus sayuran. Baik jus buah ataupun jus sayuran memang sangat baik diminum saat berpuasa agar kulit tetap sehat dan tidak kusam, karena kulit tetap akan mendapatkan nutrisi saat terjadi penurunan berat badan, dampak dari berpuasa.

  • Sama seperti cara makan saat berbuka, meminum jus buah atau memakan buah segar juga perlu dinikmati secara pelan-pelan dengan penuh rasa syukur sampai perut merasa cukup kenyang, agar lambung dapat bekerja dengan leluasa.

Menurut Ibu Andang Gunawan di dalam bukunya, cara memakan buah seperti ini tidak akan membuat sakit perut dan tidak lekas lapar sampai satu atau dua jam.

Melahap buah sekaligus banyak malah akan menyebabkan sakit kepala dan rasa mual, akibat dari tekanan gula darah yang melonjak secara mendadak. Inilah alasannya mengapa sebaiknya kita tidak langsung menyantap buah segar setelah berbuka puasa (makan).

Makan memang harus secukupnya saja, karena lambung adalah organ lentur yang mudah memuai  ke bawah bila kepenuhan. Perut sesak dan tidak nyaman adalah tanda-tandanya. Jika terlalu sering dan menjadi kebiasaan, itu akan membuat elastisitas otot perut menurun dan dapat mengakibatkan perut menjadi kendur.

Mekanisme tubuh sendiri sebenarnya memiliki appestat atau pusat pengendali nafsu makan pada otak, yang berfungsi sebagai pengukur kecukupan gizi di dalam darah. Jika kecukupan gizi terpenuhi, appestat akan memberi isyarat cukup pada tubuh. Sebaliknya, jika gizi kurang cukup, appestat akan terus memberi isyarat kurang, sehingga tubuh sering merasa lapar.

Pesan dari Air

Namun yang tak kalah penting lagi adalah tentang minum air putih. Selama berpuasa sebaiknya kita minum air putih dengan jumlah yang cukup untuk menghindari dehidrasi dan memperlancar proses pembuangan. Sebaiknya janganlah  membiasakan minum air putih dengan posisi berdiri dan kita pun tidak perlu minum air putih dalam jumlah besar saat sedang makan.

Pada saat tubuh merasa haus, duduklah dan minumlah dengan pikiran positif. Berdoalah untuk hal yang baik bila perlu, karena air mampu membaca, mendengar, melihat, dan merekam seperti yang diungkap oleh Dr. Masaru Emoto setelah melakukan penelitian selama bertahun-tahun, melalui foto-foto kristal air yang menakjubkan.

Dan ternyata, ungkapan atau doa yang indah dapat ditangkap dan dipahami oleh air. Maka dari itu, meminum air putih dengan rasa syukur dan mengucapkan terima kasih pada air dapat membuat gambaran struktur air yang membeku itu menjadi berbentuk kristal yang utuh dan indah, dan tentu saja ini dapat memberikan energi yang positif bagi tubuh manusia.

Untuk memulai kembali berpuasa, minumlah air putih dengan tambahan perasan air jeruk nipis, karena secara empiris jeruk nipis memang memiliki banyak khasiat di dalamnya, termasuk dapat melancarkan saluran pencernaan dan memperkuat jaringan hati.

Hati adalah sebuah organ paling besar dalam tubuh manusia yang merupakan pabrik kimia tubuh yang melaksanakan lebih dari 500 macam tugas, salah satunya adalah menawarkan racun (detoksifikasi) serta menyimpan berbagai macam vitamin dan mineral.

Maka, sebagai pusat pelayanan tubuh, pada saat tubuh kita membutuhkan banyak energi ketika berpuasa, hati pun akan bekerja mengubah glikogen (bentuk karbohidrat selama disimpan dalam hati/tubuh) menjadi glukosa (zat gula sederhana) dan mengirimkannya ke aliran darah.

Bahkan salah seorang pelatih atlet Taekwondo di kabupaten Semarang, Bapak Dhani Prasetyo pun juga menganjurkan atletnya rutin meminum perasan air jeruk nipis saat memulai hari untuk meningkatkan stamina. Dan terbukti, atletnya pun mendapatkan dampak yang positif dengan mengikuti anjuran tersebut.

Menu Makan Sehat saat Berpuasa

Pola makan yang tidak membebani sistem pencernaan tentu akan berdampak baik bagi kesehatan. Tubuh menjadi bugar selama beraktivitas karena metabolisme tubuh berjalan dengan lancar.

Beragam makanan atau kuliner Nusantara memang sangat nikmat dan lezat karena kaya akan bumbu dan rempah-rempah.  Ada yang pedas, gurih, asin, dan juga manis, yang salah satu di antaranya tentu bisa menjadi menu andalan saat berbuka ataupun sahur, seperti rendang, sate, nasi goreng, pecel, lotek, tinutuan, gado-gado, nasi uduk dan masih banyak lagi.

Namun berdasarkan pengalaman pribadi, berbeda dengan protein nabati, ternyata protein hewani cukup memberatkan pencernaan bila dimakan bersamaan dengan karbohidrat atau lebih dari satu jenis makanan. Perut akan terasa penuh sesak dan tidak nyaman, kecuali bila satu jenis makanan yang lainnya itu adalah sayuran.

Maka untuk menyantap makanan seperti ikan, telur, ayam, atau daging sapi dalam porsi yang besar, saya pun akhirnya memilih memakannya dengan sayuran. Dan kalaupun harus bersamaan dengan karbohidrat, saya akan memakan jenis karbohidratnya (nasi atau kentang) dengan porsi yang sedikit.

Makanan yang berkalori tinggi tentu sudah menunggu di akhir masa bulan puasa, mengendalikan diri dengan membatasinya selama tiga sampai empat hari akan lebih baik, agar perut tidak menjadi buncit disertai keluhan penyakit karena lonjakan lemak jahat dalam darah yang naik pesat.

Dan apabila pola makan selama berpuasa seperti di atas menunjukkan hasil yang positif dalam hal kesehatan, pola makan tersebut tentu dapat diterapkan dalam keseharian, meskipun masa berpuasa telah usai.

Pola makan yang tidak membebani sistem pencernaan tentu akan berdampak baik bagi kesehatan. Tubuh akan menjadi bugar dan nyaman dikarenakan metabolisme tubuh berjalan dengan lancar. Dan bilamana metabolisme tubuh berjalan dengan baik, tubuh pun otomatis akan mengatur sendiri menuju ke berat badan yang ideal.

Lereng Sakya, April 2o21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun