Â
Belva Devara seorang sosok kaum muda millenial yang jika di ketahui seluk beluk karirnya tidak hanya membuat indonesia bangga. Mungkin kaum wanita muda atau ibu-ibu juga kesemsem melihat sosok seorang Belva.Â
Bagaimana tidak, dia memiliki karir yang sangat cemerlang mulai dari berkuliah di luar negeri sampai dengan menjadi pemimpin di sebuah perusahaan besar. Â Wah.. mungkin ada beberapa orang yang sudah mengikuti dan tau tentang sosok Belva. Nah, bagi yang belum tau mari kita sama sama mengenal sosok Belva ini.
Adamas Belva Syah Devara, M.P.A., M.B.A. atau yang di sapa sebagai Belva merupakan pria berkelahiran tahun 1990, merupakan alumni dari Harvard University dan Stanford Universiti sehingga memiliki gelar ganda. Pernah juga berkuliah di NTU Singapura.Â
Semua jenjang pendidikannya di luar negeri di dapatkannya dengan beasiswa penuh. Itu yang membuat dia menjadi satu-satunya orang muda dari Indonesia yang mendapat beasiswa penuh kuliah diluar negeri.
Setelah lulus pendidikan di Singapura, Belva memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan melakukan pecapaian besar di Indonesia. Padahal banyak perusahaan yang menawarinya bekerja di Singapura dan tentu dengan penghasilan yang menggiurkan.Â
Memutuskan kembali ke indonesia dan bekerja di Unit Kerja Presiden dan Pengendalian Pembangunan yang pada saat itu dipimpin oleh Kuntoro Mangkusubroto adalah pilihan Belva.Â
Memutuskan untuk fokus memperbaiki pendidikan di Indonesia banyak pencapaian bergengsi yang dia peroleh selama ini. Salah satunya adalah pada tahun 2014 dia dan sahabatnya Muhammad Iman Usman  mendirikan Ruangguru yang merupakan sebuat startup teknologi yang berhungan dengan pendidikan.
Tahun 2016 pada saat dia lulus dari pendidikannya di Harvard University dan menyelesaikan gelar gandanya, Belva kembali memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan menjabat sebagai posisi Direktur Utama di Ruangguru. Tak butuh waktu lama, belum sampai setahun ruangguru berkembang sangat pesat hampir lima kali lipat dengan jumlah siswa hampir melebihi 10 juta dan lebih dari 150.000 guru.
Dalam kepemimpinannya dia mulai aktif dalam kegiatan nasional maupun internasional dan menerima banyak penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya penghargaan bergengsi  adalah penghargaan prestisius menjadi salah satu dari 30 orang muda tersukses dalam bidang kewirausahaanteknologi di Asia yang diberikan oleh Forbes Megazine, berbicara pada acara Global Education Technology (GET) Summit 2017 di Beijing.Â
Pernah menjadi pembicara dalam RAKERNAS 2018 yang di hadiri semua rektotor PTN di seluruh Indonesia. Menjadi pembicara Ministerial Programme of Mobile World Congres (MWC) 2018 di Barcelona. Dan pada 21 November 2019 Belva diumumkan sebagai safsus kepresidenan. Tentunya masih banyak prestasi yang di dapatkan oleh Belva.
Baru-baru ini iya sempat kembali viral karena mengundurkan diri dari staf Kepresidenan. Pengunduran dirinya dimulai sejak Rabu (15/4/2020) dengan mengirim surat kepada Presiden. Ia menjelaskan alasan kemundurannya adalah karena tidak ingin berpolemik mengenai Ruangguru yang masuk dalam pilihan kartu prakerja.
Dalam Akun Instagramnya dia menulis "Seperti yang telah dijelaskan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), proses verifikasi semua mitra kartu prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan. Pemilihan pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang kartu prakerja."
Memang dalam hidup harus memilih. Belva memiliki dua posisi yang penting, yaitu sebagai staf kepresidenan dan menjadi CEO dari ruangguru. Oleh karena ini Belva memilih tetap menjadi CEO Ruangguru dan melepas kedudukannya menjadi Staf Khusus Presiden melalui pernyataan pengunduruan dirinya yang di nilai untuk menghindari konflik yang sedang terjadi.
Tapi, Pengamat Sosial dari Universitas Sebelas Maret Drajat Tri Kartono menilai kemunduran Belva sebagai staf khusus merupakan salah satu langkah yang baik dan merupakan suatu bentuk pengetahuan dan  pertanggungjawaban dari apa yang diambil. Dalam budaya politik, kata Drajat, tindakan bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan politik yang menimbulkan respons-respons yang kurang baik dari masyarakat adalah hal yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H