Mohon tunggu...
Christina Fransisca DIP
Christina Fransisca DIP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi jurusan akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengaruh Earning per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity terhadap Harga Saham

30 Oktober 2024   14:50 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:13 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah Penulis (2024)

Harga Saham

Definisi Harga Saham

Harga saham adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli di pasar modal untuk setiap lembar saham yang diperdagangkan. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan berdasarkan ekspektasi masa depan yang dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan (Brealey et al., 1984). Harga saham dapat berubah setiap saat tergantung pada faktor yang mempengaruhi pasar, seperti kinerja keuangan perusahaan, kondisi ekonomi, dan sentimen pasar.

Harga saham merupakan indikator utama bagi investor dalam mengevaluasi seberapa baik perusahaan dikelola dan potensi pengembalian investasi di masa depan. Ketika perusahaan mengumumkan kinerja keuangan yang baik, seperti peningkatan laba bersih, harga saham cenderung naik karena investor memiliki ekspektasi positif terhadap masa depan perusahaan. Sebaliknya, ketika perusahaan menghadapi masalah keuangan atau ketidakpastian di pasar, harga saham cenderung menurun. Harga saham tidak hanya mencerminkan kondisi keuangan perusahaan, tetapi juga ekspektasi pasar terhadap kondisi ekonomi makro secara keseluruhan (Brigham & Ehrhardt, 2020). Sentimen investor terhadap prospek ekonomi global atau kebijakan pemerintah juga berperan dalam fluktuasi harga saham. Oleh karena itu, harga saham sering digunakan sebagai barometer yang mengukur kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi dan potensi pertumbuhan industri.

Selain menjadi ukuran kinerja perusahaan, harga saham juga merupakan alat utama bagi perusahaan untuk menarik modal di pasar modal. Perusahaan yang memiliki harga saham tinggi biasanya memiliki akses lebih mudah ke modal eksternal melalui penerbitan saham baru (Brealey et al., 1984). Dengan demikian, harga saham juga mempengaruhi struktur modal perusahaan dan strategi pendanaannya.

Jenis Harga Saham

Jenis-jenis harga saham (Brigham & Houston, 2018) adalah sebagai berikut:

  • Harga nominal, adalah harga yang ditetapkan pada saat saham pertama kali diterbitkan oleh perusahaan. Harga ini tercantum dalam akta pendirian perusahaan dan digunakan sebagai nilai dasar dari saham yang diterbitkan. Harga nominal biasanya lebih rendah dibandingkan harga pasar karena tidak mencerminkan perkembangan atau kinerja perusahaan setelah penerbitan saham. Harga nominal lebih berfungsi sebagai patokan administratif dan tidak sering berubah.
  • Harga pasar, adalah harga yang terbentuk dari interaksi antara penawaran dan permintaan di pasar saham. Harga ini merupakan nilai saham yang berlaku di pasar saat ini dan terus berubah tergantung pada berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan, kondisi ekonomi, dan sentimen investor. Harga pasar sangat penting bagi investor karena mencerminkan nilai saham yang sebenarnya di pasar pada suatu waktu tertentu. Harga pasar adalah indikator utama yang digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan jual-beli saham.
  • Harga wajar (intrinsik), adalah nilai saham yang dihitung berdasarkan analisis fundamental terhadap kinerja dan prospek perusahaan. Harga wajar dihitung dengan mempertimbangkan proyeksi arus kas masa depan, risiko, dan pertumbuhan laba perusahaan. Harga ini digunakan oleh investor yang mengadopsi strategi investasi jangka panjang untuk menentukan apakah saham tersebut overvalued atau undervalued dibandingkan dengan harga pasar.
  • Harga buka dan harga tutup, harga buka adalah harga saham pada saat pasar saham dibuka, sementara harga tutup adalah harga terakhir yang tercatat saat pasar ditutup. Kedua harga ini penting dalam menganalisis volatilitas harian saham. Harga buka dan tutup sering digunakan untuk mengevaluasi fluktuasi harga saham sepanjang hari perdagangan, memberikan gambaran tentang reaksi pasar terhadap berita atau informasi yang mempengaruhi saham tersebut selama sesi perdagangan.
  • Harga penawaran (bid price) dan harga permintaan (ask price), harga penawaran adalah harga yang ditawarkan pembeli untuk membeli saham, sedangkan harga permintaan adalah harga yang diminta oleh penjual. Perbedaan antara harga penawaran dan permintaan dikenal sebagai bid-ask spread, yang menunjukkan likuiditas saham. Semakin kecil spread ini, semakin likuid saham tersebut, yang berarti saham tersebut lebih mudah diperdagangkan dengan harga yang stabil.

Fungsi Harga Saham

Fungsi harga saham (Brigham & Ehrhardt, 2020) adalah sebagai berikut:

  • Indikator kinerja perusahaan: Harga saham berfungsi sebagai indikator kinerja perusahaan dimata investor dan pasar modal. Harga saham yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dan manajemen yang efektif. Investor memandang kenaikan harga saham sebagai sinyal positif bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang konsisten dan memiliki prospek pertumbuhan yang cerah dimasa depan. Sebaliknya, penurunan harga saham sering kali menandakan bahwa investor kehilangan kepercayaan terhadap kinerja dan prospek perusahaan.
  • Alat penilaian keputusan investasi: Harga saham juga digunakan sebagai alat bagi investor untuk menilai apakah mereka harus membeli, menjual, atau menahan saham tersebut. Investor akan mengevaluasi harga saham terhadap indikator kinerja keuangan, seperti EPS dan ROE, untuk menentukan apakah saham tersebut layak diinvestasikan. Ketika harga saham naik, investor dapat menjual saham untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan harga saham yang rendah bisa menjadi peluang pembelian bagi investor yang melihat prospek perusahaan dalam jangka panjang.
  • Dasar pengumpulan modal perusahaan: Perusahaan menggunakan harga saham sebagai dasar untuk menarik modal dari pasar modal melalui penerbitan saham baru. Harga saham yang stabil dan cenderung meningkat memudahkan perusahaan untuk menarik investor dan mengumpulkan modal dengan biaya yang lebih rendah. Harga saham yang tinggi memberikan keyakinan kepada investor bahwa perusahaan memiliki nilai yang baik, sehingga lebih bersedia untuk membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan.
  • Pengukur kekayaan pemegang saham: Kenaikan harga saham berbanding lurus dengan peningkatan kekayaan pemegang saham. Ketika harga saham naik, nilai investasi yang dimiliki oleh pemegang saham juga meningkat, yang berarti keuntungan bagi mereka. Sebaliknya, penurunan harga saham dapat mengurangi kekayaan para pemegang saham, terutama bagi mereka yang berinvestasi dalam jumlah besar di perusahaan tersebut.
  • Barometer kesehatan ekonomi: Harga saham sering kali berfungsi sebagai barometer untuk menilai kondisi ekonomi secara keseluruhan. Kenaikan harga saham biasanya mencerminkan optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan penurunan harga saham bisa menjadi indikasi ketidakpastian ekonomi atau kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan. Oleh karena itu, pergerakan harga saham secara keseluruhan dapat memberikan petunjuk penting tentang sentimen pasar dan prospek ekonomi makro.
  • Sarana penilaian kinerja manajemen: Harga saham juga berfungsi sebagai alat evaluasi kinerja manajemen perusahaan. Jika harga saham meningkat secara konsisten, hal ini menunjukkan bahwa investor menilai bahwa manajemen perusahaan melakukan tugasnya dengan baik dalam mengelola perusahaan dan menghasilkan laba. Sebaliknya, penurunan harga saham dapat menjadi sinyal bahwa manajemen gagal memenuhi ekspektasi investor, yang dapat memicu perubahan strategi manajemen atau bahkan perubahan kepemimpinan di perusahaan.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham (Brigham & Houston, 2018) adalah sebagai berikut:

  • Kinerja keuangan perusahaan: Faktor utama yang mempengaruhi harga saham adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan yang baik ditunjukkan oleh peningkatan laba bersih, arus kas yang sehat, dan profitabilitas yang stabil, dapat meningkatkan harga saham. Rasio-rasio keuangan seperti EPS, ROE, dan DER menjadi indikator utama yang digunakan oleh investor untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba yang besar dan menjaga efisiensi operasional cenderung memiliki harga saham yang stabil atau meningkat.
  • Kondisi ekonomi makro: Kondisi ekonomi makro juga berperan besar dalam menentukan harga saham. Variabel makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran dapat mempengaruhi sentimen investor. Misalnya, ketika suku bunga rendah, biaya pinjaman bagi perusahaan menurun, yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas dan harga saham. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang tidak stabil atau inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli dan profitabilitas perusahaan, yang kemudian menekan harga saham.
  • Kebijakan pemerintah dan regulasi: Kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah atau bank sentral juga dapat mempengaruhi harga saham. Kebijakan fiskal seperti pengurangan pajak atau insentif untuk sektor-sektor tertentu dapat mendorong pertumbuhan perusahaan, yang berdampak positif pada harga saham. Disisi lain, regulasi yang lebih ketat atau perubahan kebijakan secara mendadak bisa meningkatkan ketidakpastian dan menurunkan harga saham. Kebijakan moneter yang meliputi perubahan suku bunga oleh bank sentral juga mempengaruhi aliran modal dan likuiditas di pasar saham.
  • Sentimen pasar dan perilaku investor: Sentimen pasar yang didorong oleh berita, rumor, atau peristiwa besar juga mempengaruhi pergerakan harga saham. Perilaku investor sering kali didorong oleh persepsi dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi atau kinerja perusahaan, yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham. Bahkan jika kinerja keuangan perusahaan stabil, faktor lain seperti berita buruk atau ketidakpastian global dapat menimbulkan volatilitas yang signifikan pada harga saham.
  • Perubahan dalam manajemen perusahaan: Pergantian manajemen atau perubahan besar dalam struktur organisasi perusahaan juga dapat mempengaruhi harga saham. Investor sering kali menilai perubahan manajemen sebagai sinyal positif atau negatif tergantung pada reputasi dan kualifikasi pemimpin baru tersebut. Manajemen yang kompeten dengan rekam jejak yang baik biasanya akan meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong kenaikan harga saham. Sebaliknya, jika manajemen baru tidak memiliki pengalaman atau kualifikasi yang cukup, harga saham bisa terpengaruh secara negatif.
  • Kondisi global dan geopolitik: Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah kondisi global dan peristiwa geopolitik. Peristiwa seperti perang, konflik politik, atau ketegangan perdagangan internasional dapat menciptakan ketidakpastian di pasar saham, yang menyebabkan investor bersikap lebih berhati-hati. Kondisi ini sering kali menyebabkan harga saham turun secara keseluruhan karena investor menghindari risiko dan lebih memilih investasi yang dianggap lebih aman, seperti obligasi atau aset emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun