Mohon tunggu...
Christina Natalia Setyawati
Christina Natalia Setyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyukai isu pendidikan, sosial, masyarakat, dan tren media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Soroti Upaya Pemertahanan Bahasa di Era Digital, Imabsi Unila Gelar Seminar Nasional Kebahasaan 2024

30 Oktober 2024   06:59 Diperbarui: 30 Oktober 2024   07:03 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan Seminar Nasional Kebahasaan (Sumber: Christina Natalia)

Dalam upaya menjaga kelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia di tengah era digital yang semakin pesat, Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (Imabsi) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Nasional Kebahasaan 2024 pada Sabtu, 26 Oktober 2024.

 Acara yang bertempat di Aula Gedung C FKIP Universitas Lampung ini mengangkat tema "Pentingnya Bahasa Indonesia dan Urgensi Pemertahanan Bahasa Indonesia di Era Digital".

Seminar yang diikuti oleh sekitar 160 peserta ini menghadirkan Hasnawati Nasution, M.Pd., seorang Widyabasa Ahli Muda dari Kantor Bahasa Provinsi Lampung sebagai narasumber utama. Seminar Kebahasaan yang digagas Bidang Kebahasaan Imabsi ini diadakan untuk memperingati Bulan Bahasa, Sumpah Pemuda, sekaligus merayakan ulang tahun ke-7 Imabsi tahun ini.

Shinta Oktaviani selaku ketua pelaksana menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara ini. 

"Kami berharap seminar ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya bahasa Indonesia," ucap Shinta dalam sambutannya. Sementara itu, Yusuf Ridho selaku Ketua Umum Imabsi, dalam sambutannya menambahkan bahwa seminar ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Imabsi dalam memajukan dunia kebahasaan di Indonesia. 

Sumber: Christina Natalia
Sumber: Christina Natalia

Seminar ini menjadi ajang yang strategis untuk membahas tantangan dan peluang bahasa Indonesia di era digital. Dalam paparannya, Hasnawati menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi digital. 

Era digital dengan dominasi media sosial telah menghadirkan tantangan serius bagi pelestarian bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul, singkatan, dan emotikon yang berlebihan sering kali mengaburkan makna dan mengurangi kekayaan kosakata bahasa Indonesia.

 Selain itu, pengaruh bahasa asing yang kuat melalui platform digital membuat banyak pengguna internet lebih nyaman menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi. Hal ini mengancam keberagaman dan kekhasan bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia adalah identitas bangsa. Kita harus terus berupaya melestarikan dan mengembangkannya agar tidak tergerus oleh bahasa asing," ujar Hasnawati.

Beliau juga menyoroti maraknya penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. 

Maraknya fenomena campur kode bahasa dan penggunaan bahasa asing yang terkadang lebih diutamakan, baik dalam komunikasi lisan, maupun ruang publik dan media sosial belakangan menjadi alasan mengapa bahasa Indonesia perlu dipertahankan agar lebih lestari. 

"Kata gawai masih belum banyak dipakai masyarakat daripada kata smartphone, handphone, atau HP. Sebenarnya, kita memiliki padanan kata untuk istilah asing tersebut, tetapi kita kurang populer dan kurang memopulerkan. Kita sudah seharusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa kita kaya akan kosakata dan memiliki keindahan tersendiri," tegasnya.

Sumber: Christina Natalia
Sumber: Christina Natalia

Hasnawati juga menyampaikan keprihatinan terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang semakin beragam dan tidak sesuai dengan kaidah. Beliau mengajak seluruh peserta seminar untuk berperan aktif dalam menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia. Menurutnya, peran generasi muda sangat penting dalam menjaga kelestarian bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia adalah kekayaan bangsa yang harus kita jaga bersama. Apalagi bahasa Indonesia sudah diterima sebagai bahasa internasional sejak 20 November 2023 yang lalu. Kita sebagai generasi muda harus menjadi agen perubahan dalam pelestarian bahasa Indonesia," ujar Hasnawati Nasution.

Menurutnya, mulai dari hal sederhana, seperti membuat takarir di media sosial dengan bahasa yang sesuai kaidah karena dapat menjangkau lebih banyak orang. Secara tidak langsung, kita akan mengedukasi para pelihat unggahan kita mengenai bahasa Indonesia. 

Konten media sosial juga dapat diproduksi lebih banyak untuk menginformasikan serba-serbi bahasa Indonesia, mulai dari kata baku dan tidak baku, penggunaan tanda baca, pengistilahan dan padanan kata, dan sebagainya.

Hasnawati Nasution juga memaparkan beberapa cara untuk mempertahankan bahasa Indonesia. Pertama, dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di media sosial atau ruang publik. 

Kedua, menjadikan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa, misalnya dengan menggunakan merek dagang dari kosakata bahasa Indonesia. Ketiga, menginternasionalkan bahasa Indonesia melalui pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA).

Sumber: Christina Natalia
Sumber: Christina Natalia

Seminar Nasional Kebahasaan 2024 oleh Ikatan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini didukung oleh berbagai pihak, antara lain Privat Al Faiz, Gatsby, Rias Printing, PIXY, OMG, Brain Academy x Ruang Guru, Embracelet, Robro, dan Goedang Sepatu. 

Selain itu, seluruh lembaga kemahasiswaan dan forum komunikasi FKIP Universitas Lampung juga turut berperan sebagai rekan media yang menyukseskan acara.

Seminar Nasional Kebahasaan ini telah menjadi bukti nyata bahwa generasi muda memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pelestarian bahasa Indonesia. Melalui serangkaian acara Festival Bulan Bahasa Indonesia, termasuk seminar ini di dalamnya yang menarik dan inspiratif, telah berhasil membangkitkan semangat kebangsaan dan cinta bahasa di kalangan mahasiswa. 

Harapannya, semangat yang telah terbangun dalam acara ini dapat terus diwariskan kepada generasi penerus. Dengan demikian, bahasa Indonesia tidak hanya akan tetap lestari, tetapi juga akan semakin berkembang dan mampu bersaing di kancah global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun