Mohon tunggu...
Christina Lomon Lyons
Christina Lomon Lyons Mohon Tunggu... Lainnya - Dayakdreams.com, mahasiswi Magister Administrasi Bisnis URINDO

Saya pernah menjadi reporter di Tabloid Wanita Indonesia mulai Januari 1991, dan menjadi Pemred tabloid WI pada 2012. Saat pandemi Covid 19, saya mulai kuliah lagi , walau usia sudah kepala lima, sebentar lagi masuk kategori lansia. Saya memiliki website Dayakdreams.com dan weddingdreams.id.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terpaksa Pensiun di Jakarta Ujungnya Nikmat Juga

25 Juni 2022   05:19 Diperbarui: 26 Juni 2022   00:34 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musim panas, jam 10 malam baru gelap di Michigan (Foto : CSL)

"Kami akan kembali ke Indonesia. Karena semua serba mahal di Amerika. Kemarin makan di restoran Italia saja habis USD$60,14. Makan Caesar Salad plus grilled chicken dan Safety & meatball plus atas 3 %. Kalkulasi Rp871 ,440 rupiah. Belum termasuk tips 20%."

Relatif murah paling makan Bigburger atau  Caesar Salad di McDonald. Itu pun harus keluar uang paling tidak  USD$ 21 atau Rp 288 ribu. Itu cuma untuk lunch. Belum untuk dinner atau makan malam. 

Di AS ada kewajiban bayar tips 20%. Belum bayar taksi Uber dari apartemen putri Mick di Chicago Utara ke pusat kota menghabiskan USD$23 atau Rp 333,500,- belum termasuk tips.

 "Tadi Nicci, putri saya mau meminjamkan mobilnya untuk dipakai keliling kota. Eh..tahu-tahu bannya kempes. Jadilah pesan Uber yang mahalnya bukan main," Mick berujar kesal. 

Menurut Mick, uang pensiunnya tak ada artinya jika hidup di Amerika. Sebaliknya  ia dan istrinya bisa hidup layak di Jakarta. Ia suka makan nasi duduk, ayam bakar, gado-gado-gado, Karedok dan berbagai macam menu Chinesse Food yang bisa ditemukannya di sekitar Cipayung, Jakarta Timur.

"Yang penting makanannya jangan pedas ya. Sesekali kami pesan Hokben dari restoran Jepang. Atau beli burger di Mc D dan pizza di Green Terace Taman Mini, sekitar 3 km dari kediaman kami," tutur Michael.

Biaya hidup di luar Amerika Serikat lebih murah, membuat Michael bisa hidup nyaman. Jika di Jakarta, ia cukup mengeluarkan 15-20 dollar untuk konsumsi makanan per harinya. Ia bandingkan dengan di Amerika Serikat di mana satu keluarga sulit bertahan  hidup hanya dengan US$ 2.000 atau sekitar Rp 28 juta. Sebaliknya biaya hidup  di Asia dan di Amerika Selatan, jauh di bawah angka tersebut.

Editor Dan Prescher dan istrinya Suzan Haskins menulis artikel di Forbes, jika biaya hidup di Ekuador hanya US$ 1.397 atau sekitar Rp 19,55 juta sebulan dengan estimasi mereka bukan menyewa tempat tinggal, melainkan memiliki rumah sendiri.

Apalagi di Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina, tentu biaya hidup bisa  jauh lebih murah. Seorang pensiunan perwira polisi saja, konon mendapat gaji pensiun Rp 5 juta per bulan, mereka masih  bisa hidup cukup sejahtera.

Jika di negara asalnya,  mereka harus pensiun dengan uang pas-pasan, tapi dengan uang yang sama, mereka bisa jadi pensiunan berkecukupan  di luar negeri.

Pemandangan dari rooftop rumah Mick di Bambu Apus, Jakarta Timur (foto : Mick Lyons)
Pemandangan dari rooftop rumah Mick di Bambu Apus, Jakarta Timur (foto : Mick Lyons)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun