Dalam tari pergeseran dunia,
Antara bumi dan logam berpadu,
Simfoni yang tak terungkapkan,
Harmoni manusia dan mesin beradu.
Eco-elektronik, tautan nan digital,
Mengikat tali-tali kehidupan yang kian rapuh,
Roda waktu berputar dalam kerlingan kode,
Menari di relung hati yang terhubung, hingga mendalam.
Di dalam dunia berdensitas piksel,
Cahaya jingga menyatu dengan logam dingin,
Mengalunnya rintihan alam yang rentan,
Di tengah ritme kota yang tak pernah henti.
Apakah ini pertemuan atau perpisahan?
Di antara jemari-jemari logam yang canggih,
Sementara kita melangkah ke arah yang tak terbaca,
Mencari makna dalam getaran alam yang kian pudar.
Haruskah kita mencari keharmonisan,
Di antara kekosongan batin yang semakin nyata?
Atau kita biarkan simfoni ini berubah,
Menjadi elegi atas kehilangan keaslian yang tiada?
Eco-elektronik, pesona dan ironi merajut,
Dalam keseimbangan yang rapuh namun abadi,
Simfoni manusia dan mesin, ciptaan dan karya,
Mengalun menyatu, dalam keajaiban dan kedukaan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H