Jejak-jejak pikiran terbentang luas,
Di alam batin, tanpa batas.
Mereka bergerak, tanpa henti,
Menyelinap dalam detik yang berlalu.
Kadang merayap seperti angin senja,
Melintasi hutan pikiran yang gersang,
Kadang gemuruh bagai ombak lautan,
Membawa haru, gelak tawa, dan tangisan.
Jejak-jejak pikiran, tak terlihat mata,
Namun, begitu kuat dalam dunia hati.
Mereka berkisah, bercerita dalam diam,
Mengungkap rahasia yang tak terjamah.
Ada yang menjadi pelipur lara,
Ada yang menjadi penerang jalan,
Jejak-jejak pikiran, oh, betapa indah,
Mengisahkan kehidupan dalam peluk pikiran.
Mereka menceritakan cerita kita,
Mengukir sejarah dalam ruang abstrak.
Jejak-jejak pikiran, tulus dan bebas,
Menjadi bagian tak terpisahkan dari kita.
Di dalam senyap, mereka berbicara,
Membawa kita ke dalam perjalanan dalam.
Jejak-jejak pikiran, helaian surat cinta,
Kita abadikan dalam bait-bait puisi yang indah.
Ketika malam merangkak menuju fajar,
Jejak-jejak pikiran kita tetap abadi.
Menggiring kita ke arah tak terduga,
Di dunia batin, di mana semua tercipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H