Di bawah langit biru, di tanah yang bersejarah,
Pisa berdiri dengan gemulai, menantang gravitasi.
Menara yang miring, tak tertara lagi,
Sebuah simbol yang memeluk masa, tanpa lelah.
Keseimbangan Pisa, o penyair zaman,
Engkau mengajarkan kami arti dari keberanian.
Menyandarkan diri pada pelukan sejarah,
Dalam gemerlap waktu, kita tetap bersama.
Sepanjang jalan-jalan yang berliku dan berbatu,
Aroma bunga melati dan kisah-kisah kuno.
Kota ini menyanyikan lagu masa lalu,
Seperti alunan klasik yang abadi terdengar.
Dalam jubah senja yang berwarna jingga,
Menara miring tertidur, beristirahatlah yang baik.
Namun sejarah terjaga dalam tiap tegukan angin,
Merentang tangannya untuk menyentuh kita dengan kebijaksanaan.
Keseimbangan Pisa, kau tak pernah sendiri,
Di antara reruntuhan zaman dan senyum-senyum yang berkilauan.
Kita belajar darimu, bahwa dalam setiap ketidaksempurnaan,
Ada keindahan yang tumbuh, mengukir kenangan yang abadi.
Mengikuti jejak-jejak yang telah lalu,
Kita berjalan di bawah bayangan menara miring.
Keseimbangan Pisa, kau tetap menjadi inspirasi,
Menyandarkan diri pada pelukan sejarah, kita mengembara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H