Di tepian senja yang redup,
Angin berbisik tanpa henti,
Membawa pesan dari langit terbuka,
Mengurai rahasia alam yang terpendam.
Dia saksi bisu perjalanan waktu,
Menyapu debu kenangan yang lalu,
Merangkai kisah kehidupan yang indah,
Namun, tak lepas dari yang bernama kematian.
Angan-angan terbang bebas,
Seperti dedaunan yang berguguran,
Mengiringi setiap hembusan nafas terakhir,
Hening dalam riak-riak hati yang pilu.
Di padang pasir kenangan yang sunyi,
Ragaku berjalan menuju takdir yang pasti,
Menghadap sang surya yang terbenam,
Dan bermesra dengan malam keabadian.
Jangan tangisi diriku, oh sahabat,
Karena kematian hanyalah perjalanan,
Sejauh mana angin menerpa lautan,
Sejauh mana angan menggapai langit.
Biarkan puisi ini mengalun suara,
Sebagai pengantar langkah terakhir,
Berharap cahaya abadi menyambut,
Di pelukan angan-angan sang angin.