Mohon tunggu...
Christina
Christina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Puisi] Serenade Maut

4 Agustus 2023   18:13 Diperbarui: 4 Agustus 2023   18:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam sunyi, serenade maut berkumandang,

Melodi sedih mengiringi perjalanan panjang.

Kematian datang seperti tari bayang nan megah,

Merangkai sepi, mengurai benang-benang ragah.

Embun jingga tumpah di tengah angin senja,

Mengenang kisah-kisah yang telah berlalu jua.

Jejak langkah perlahan merangkak ke abadi,

Menghampiri pintu gerbang yang takkan bisa kembali.

Serenade maut, pesona memikat hati yang hampa,

Bagai nyanyian para peri di antara bintang jingga.

Menyentuh jiwa yang pilu, melepas derita dunia,

Mengajak berdansa di alam khayal yang tiada berujung.

Dalam senja merangkai impian yang tak ternilai,

Seperti embun-embun pagi yang segera pergi.

Perjalanan ini tak sendiri, bersama kenangan lara,

Menuju pelukan abadi, bersemayam dalam tiada.

Di serenade maut, kita temukan ketenangan abadi,

Menghilang seperti kabut pagi di atas lembah gersang.

Tak ada duka, tiada lagi tangis yang mengalir,

Hanya ada kedamaian, kini dan selamanya.

Maka, temuilah serenade maut dengan lapang dada,

Lepaskan beban yang membelenggu, rasakan keindahan yang abadi.

Kematian bukanlah akhir, tetapi awal yang abadi,

Dalam serenade maut, kita menemukan keabadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun