Dalam keheningan malam merona,
Simfoni hidup mengalun merdu,
Dalam irama waktu yang tiada henti,
Melukiskan kisah yang tak pernah pudar.
Dendang fajar berbisik pelan,
Menyapa mentari yang bangkit berseri,
Seperti halilintar di langit biru,
Hidup ini berdentum, tak pernah berhenti.
Pada jalinan tiap nafas yang terhela,
Kisah-kisah tertulis tak terlupa,
Bagaikan riak di danau kehidupan,
Kita tari dalam arus takdir nan abadi.
Di atas panggung ruang dan waktu,
Bermainlah para pemain takdir,
Menghiasi langit dengan bintang-bintang,
Mengukir kenangan, tak terhapuskan.
Namun, bagaimana seindah itu,
Ada senandung sedih dalam relung hati,
Luka dan duka, tiada terhingga,
Mengukir makna hidup yang sejati.
Simfoni hidup tetaplah mengalun,
Mengajarkan tentang cinta dan harapan,
Dalam gelap, kita temukan cahaya,
Dalam pilu, kita temukan arti.
Biarkan simfoni ini mengalir,
Menyatukan jutaan jiwa yang berbeda,
Dalam harmoni yang tak pernah pudar,
Hingga akhir waktu, kekal abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H