Di tepian waktu yang berdansa lembut,
Aku menemukan jejak langkah yang terukir,
Memori indah, kenangan manis,
Di atas pasir halus yang tak pernah pudar.
Mengalun di tepian waktu yang abadi,
Kisah cinta kita terukir dalam sepi,
Bersama mentari yang senyum memancar,
Dan rembulan yang merayu dalam resah.
Dalam serupa riak air yang mengalir,
Kita merajut impian di matahari terbenam,
Menyulam harapan di malam yang pekat,
Menghadirkan arti dalam setiap detak.
Takdir berbisik di angin yang berhembus,
Mengurai benang merah tak terlihat,
Kita berdua, satu jiwa yang menyatu,
Melangkah bersama menuju garis waktu.
Di tepian waktu yang tak terhingga,
Rasa kita tetap abadi dan terpahat,
Meski badai menghadang dan hujan reda,
Cinta ini tak akan pernah pudar.
Mengalun di tepian waktu yang elok,
Kita berdansa dalam irama yang kian lama,
Menyambut dunia yang terus berputar,
Sambil merajut asmara yang tak akan pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H