Sepi datang menyapa pelan,
Di bawah langit kelam yang merayap,
Tetesan hujan lembut berdansa,
Mengiringi irama hati yang galau.
Sepi memeluk dalam hening,
Sekuntum malam yang sepi merana,
Hujan menari di jendela hati,
Menyemai rindu, menghapus lara.
Dingin malam menyapa dalam senyap,
Gemericik hujan menenangkan jiwa,
Kala rindu membuncah dalam sepinya,
Bertemu kenangan yang kini jauh terpaut.
Rindu merindu, cinta mencinta,
Sepi dan hujan menjadi saksi bisu,
Di sudut hati yang sunyi merenung,
Kisah indah yang terukir dalam imaji.
Hujan membasuh kerinduan yang abadi,
Menghapus jejak pilu yang pernah terjadi,
Sepi tetap setia berdampingan,
Menyatu dalam lagu yang merdu mengalun.
Dalam sepinya malam yang terbentang,
Hujan dan rindu berdansa lembut,
Menyusuri lorong waktu yang tak bertepi,
Mengalirkan pesan di hati yang sepi.
Oh, "Sepi dan Hujan" kini bersatu,
Menyiratkan keindahan dalam sendu,
Seperti pelangi setelah hujan usai,
Cahaya harapan menyinari hati.
Tetesan hujan kini berakhir,
Sepi pun pergi merangkai kenangan,
Namun tetap abadi dalam sanubari,
Puisi tentang "Sepi dan Hujan" yang membekas hingga ke akhir zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI