Di suatu sudut rumah, kisah tak terucap,
Diam-diam tertanam, batu dan tangga bersatu.
Menyaksikan zaman berlalu perlahan,
Dalam senyap, cerita pun berkembang.
Batu pertama, tanah menggenggam erat,
Penuh tegar, saksikan waktu berjalan.
Tiap hujan dan panas, dia tak beranjak,
Kekal di tempat, setia menemani malam dan pagi.
Tangga yang lembut, memeluk langkah kaki,
Tersusun indah, meniti ruang dan waktu.
Setiap langkah yang tercipta, ia bersyukur,
Bersama batu, tak henti menopang dan merangkul.
Batu dan tangga, dua dunia berbeda,
Namun bersatu, sebuah kisah tercipta.
Bersama rumah, ia menjadi satu,
Rahasia indah, tersembunyi dalam tembok.
Kisah batu dan tangga takkan terlupakan,
Menyaksikan sejarah keluarga bersemi.
Setiap tawa, tangis, dan doa terucap,
Di sini, rumah menjadi saksi sejati.
Jika batu dapat bicara, ia kan bercerita,
Tentang kebahagiaan dan duka yang terluka.
Jika tangga pun berkata, ia kan berbicara,
Tentang perjuangan dan cinta yang tak pernah pudar.
Rumah ini, tempat kisah hati bermula,
Saksi setia, mengalirkan waktu dalam sunyi.
Ketika malam datang, dan angin pun berhenti,
Batu dan tangga tetap bersatu, hingga akhir nanti.
Oh, "Kisah Batu dan Tangga Rumah" yang agung,
Seperti puisi cinta yang abadi terucap.
Dalam setiap jengkal rumah yang tercipta,
Batu dan tangga, selalu menyatu menjadi satu.
