Mohon tunggu...
Christin Sibuea
Christin Sibuea Mohon Tunggu... Psikolog - Counselor at Creative Counseling Center

saya adalah seorang counselor di salah satu sekolah di Jakarta dan saya juga tergabung dalam creative counseling center

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayo Bermainlah

18 Mei 2021   08:25 Diperbarui: 18 Mei 2021   08:31 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rubin, Fein dan Vandenberg serta Smilansky mengungkapkan tahapan perkembangan bermain berdasarkan kapasitas kognitif anak sebagai berikut :

  • Bermain fungsional (functional play) :
  • Pada usia 1 -- 2 tahun yang ditandai dengan gerakan sederhana yang dilakukan berulang-ulang. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan atau pun tanpa alat permainan. Anak melakukan kegiatan tersebut karena menyenangkan baginya sehingga ia mengulanginya lagi. Contohnya adalah berlari-lari tanpa tujuan mengelilingi ruangan hanya sekedar memegang lilin mainan tanpa bermaksud membuat bentuk dari lilin tersebut.
  • Bermain membangun (constructive play) :
  • Pada usia 3 -- 6 tahun, anak mulai dapat membentuk dan menciptakan bangunan tertentu dengan alat permainan misalnya menyusun balok menjadi bangunan tertentu, merakit lego atau menyatukan kepingan puzzle menjadi gambar tertentu. Kegiatan bermain membangun ini turut meningkatkan daya spasial anak karena kegiatan ini melatih anak membayangkan suatu objek dalam dua atau pun tiga dimensi ruang. Bermain membangun ini mengasah daya imajinasi anak dalam menciptakan sesuatu.
  • Bermain pura-pura (make believe play) :
  • Pada anak usia 3 -- 7 tahun, anak menirukan perilaku dan kegiatan orang yang sering dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari contohnya berpura-pura menjadi ibu yang sedang memasak atau menggendong boneka. Selain itu, anak juga dapat bermain pura-pura menjadi tokoh yang diidolakannya seperti tokoh pahlawan super dari tayangan televisi atau buku cerita. Bermain pura-pura ini dapat melatih kemampuan interpersonalnya dalam berinteraksi dengan orang lain.
  • Permainan dengan peraturan (games with rules) :
  • Pada usia 6 -- 11 tahun, anak sudah dapat memahami dan menaati aturan main yang berlaku dalam suatu permainan tertentu. Awalnya anak mengikuti aturan main sesuai dengan yang diajarkan orang lain. Namun, lama kelamaan anak belajar bahwa aturan main tersebut dapat diubah dan disesuaikan asalkan ada kesepakatan bersama diantara orang yang ikut bermain. Contohnya adalah permainan benteng, gobak sodor, tak jongkok, tak umpet, bekel, domino, ular tangga, ludo, halma dan monopoli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun