Di Dtasiun kereja Narita, jalur keretanya sangat banyak, belum lagi yang tidak terlihat karena dibatasi oleh dinding2. Yang jelas, selalu ada bunyi pengumuman tanpa jeda, sualu ada suara peluit dan terus kereta2 itu berdatangan dan pergi.
Sangat berbeda dengan di stasiun kereta Schipol. Jalur keretanya tidak terlalu banyak, mungkin tidak lebih dari 10 jalur dan saat itu aku tidak melihat keluar masuk kereta disana. Bahkan, seingatku selama aku menunggu untuk berangkat, tidak ada suara2 banyak pengumuman dan tidak ada suara2 peluit panjang tanda kereta berjalan ......
Yang membuat aku benar2 surprise adalah, kereta2 yang ada disana semuanya adalah kereta2 tua yang besar dab"gemuk", dan ketika aku berjalan mengeliling kereta2 tua itu, ternyata semua pintunya mempunyai tangga 2 atau 3 trap! Astagaaaaaa ......
Aku melongo dengan surprise dan pikiranku berputar2,
"Jadi, bagaimana aku bisa traveling sendirian denagn kursi rodaku dan menarik kopor2ku?"
"Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk rencana2ku, ya?"
"Jadi, apa Solusi yang harus aku kerjakan? Masak' sih 5 minggu itu tidak bisa berbuat apa2 untuk rencanaku? Batalkah?"
Berbagai pikiranku membuat aku lupa bahwa untuk ke Breda saat itu pun, aku punya masalah besar! Bagaimana aku bisa nsik keretanya? Tidak adakah kereta yang lebih modern untuk aku bisa naik keatas kereta?
Mba Cisca sibuk menelpon petugas2 stasiun, yang mana jika aku sejdiri tidak akan bisa karena berbahasa Belnda dengan cara menelpon yang kata mba Cisca harus sebagai anggota komunitas kereta! Hmmmmmm .......
Aku mengamati kereta itu, sampai akhirnya mba Cisca menemukan seorang petugas untuk membantu aku dan kursi rodaku untuk naik ke kereta.
Sebuah alat sebesar schafolding, di dorong oleh seorang petugas stasiun kereta, dan ternyata itu adalah slooper atau ramp mobil yang untuk kursi rodaku bisa naik ke kereta! Astaga! Besar sekali dan terlihat berat. Dan ternyata juga, alat itu tidak boleh di dorong oleh orang lain selain petugas dan alat itu di gerendel di sebuah tempat!