By Christie Damayanti
Salah satu pendekatan "Biopsikososial Uzbekistan", Dimana warga local tanpa diminta akan membantu penyandang disabilitas, walau tidak dikenallnya .....
 Uzbekistan meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) pada tahun 2021, yang menandai puncak upaya selama bertahun2 untuk bergabung dengan perjanjian hak asasi manusia yang penting ini.
Negara2 yang berpihak CRPD berjanji untuk melindungi dan memajukan hak asasi manusia penyandang disabilitas, menghapuskan diskriminasi disabilitas, dan memungkinkan mereka untuk hidup mandiri di masyarakat.
Saat ini,Â
Uzbekistan tengah berupaya untuk memperkenalkan model sosial (biopsikososial) disabilitas -- upaya tersebut diwujudkan dalam program dan undang2 nasional yang diadopsi sejak tahun 2020.
UNDP dan badan2 PBB terkait telah mendukung upaya pemerintah Uzbekistan, akademisi, dan komunitas disabilitas untuk melibatkan penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan.
Semuanya, disusun dalam kerangka Program Bersama PBB Transformasi Penyampaian Layanan Sosial: Menerapkan Pendekatan Berbasis Hak Asasi Manusia untuk Anak2, Pemuda, dan Perempuan Penyandang Disabilitas di Uzbekistan, yang didanai oleh Dana Perwalian Multi2 UNPRPD.
Tujuan keseluruhan adalah untuk memberikan wawasan dan panduan tentang layanan sosial (dukungan) bagi para ahli, pegawai negeri, advokat disabilitas, dan akademisi.
Para penyandang disabilitas menghadapi berbagai hambatan untuk mengakses hak asasi manusia mereka, dan layanan dukungan memainkan salah satu peran terpenting dalam memfasilitasi kenikmatan mereka.
Hambatan tersebut beragam dan umumnya dibagi menjadi hambatan sikap, lingkungan, dan kelembagaan. Kurangnya sistem dukungan bagi para penyandang disabilitas menyebabkan mereka dikucilkan, dipinggirkan, dan disparitas sosial-ekonomi yang lebih besar di masyarakat.
Mereka mengusulkan pendekatan berbasis hak asasi manusia untuk merancang layanan dukungan dan menawarkan wawasan utama tentang desain dan penyampaiannya. Dan, diterbitkan dengan tujuan untuk merangsang dan berkontribusi pada diskusi dan analisis penyampaian layanan sosial.
Diharapkan bahwa ini akan terbukti berguna dalam upaya untuk lebih mengembangkan sistem layanan sosial di Uzbekistan.
***
Selama berabad2 di dunia,pendekatan kesejahteraan untuk disabilitas dimanapun, selalu di dasari dengan model tentang charity dan medis atau Kesehatan. Masih susah mereka mau dan mampu untuk berusaha memberdayakan disabilitas untuk menjadikan mereka mandiri tanpa harus dibantu oleh kwluarga mereka atau orang lain.
Masih banyak negarqa dan Masyarakat dunia  yang TIDAK MENGAKUI potensi serta hak2 penyandang disabilitas secara tepat. Mereka tidak memfasilitas disabilitas untuk "bergerak" dan bermobilitas untuk kehidupannya. Apalagi untuk bisa mandiri menghasilkan uang sendiri.
Mereka tidak berupaya untuk mempromosikan kesempatan yang sama dengan warga negara non-disabilitas. Ditambah dan diperparah dengan hambatan fisik karena kurang difasilitasi, sulit berkomunitaw, tidak diberikan ban yak kesempatan dan yang paling parang adalah SIGMA!.
Penyandang disabilitas SEMAKIN TIDAK TERLIHAT dalam proses bagi pembuat kebijakkan.
Meskipun tersedia berbagai anggaran dan tunjuangan2 disabilitas, bahkan banyak negara memprioritas penyandang disabilitas dan menyediakan berbagai layangan inklisifitas, penyandang disabilitas tetap belum membuat negara dunia benar2 bisa tahu dan mengerti bagaimana mereka ingin sekali bisa Bersama membangun dunia atas hak dan kewajiban yang sama sebagai masing2 warga negara ...... Â Â Â Â
Beberapa konsep pendekatan2 untuk merangkul penyandang disabilitas ini, sering dianggap diskrinatif, Karena tanpa sadar, penyandang disabilitas benar2 terampas hak2 mereka untuk maju secara mandiri, dan merendahkan hak dan martabat sebagai penyandang disabilitas.
Baru mulai abad ke-20, ketika penyandang disabilitas mulai aktif untuk keluar dan bergerak dan memperjuangkan kesetaraan melalui berbagai kegiatan disabilitas dan memperjuangkan hak2 mereka, mulailah terbentuk Model Sosial Disabilitas, Dimana model inilah yng melihat disabilitas sebagai seorang individu dan bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Dan, puluhan tahun kemudian,
Konvensi PBB tentang Hak2 Penyandang Disabilitas (UNCRPD) semakin memperkuat komitmen untuk dunia inklusi sosial pada penyandang disabilitas dan terus mengembangkan program2 dan desain2 universal berbasis tentang hak dan kewajiban serta pelayanan khusus bagi penyandang disabiilltas.
Itulah yang dilakukan oleh Uzbekistan, salah satu negara yang bermitra denagn banyak negara yang peduli atas hak2 kaum disabilitas, dan berkomitmen mendajidkan negara itu inkusi dan ramah disabilitas .....
***
Sebagai salah satu penyadang disabilitas pemakai kursi roda karena serangan stroke di San Francisco tahun 2010 lalu, dan sebagai seorang arsitek dan city planning, aku tidak mau terjebak denan kata2 tenatng "universal design", dimana itu adlah konsep pemberlakuan tentang aturan2 arsitektural untuk sebuah negara/kota bisa mendesain esuai berbagai fasilitas untuk disabilitas.
Pada kenyatannya, aturan2 itu dibuat oleh mereka yang non-disabilitas, yang akhirnya "memaksa" kaum disabilitas memakai aturan2 tersebut, Padahal, ketika aku keliling dunia untuk membuktikan "universal design", yang ada aku terjebak bahwa desain2 itu tetap sering sangat tidak nyaman untukku sebagai pemakai kursi roda.
Ketika aku bertandang ke Uzbekistan dalam 2 periode di tahun 2024 bukan Maret dan Juni, aku membuktikan sendiri dengan melaju diatas kursi rodaku, berata aku nyaman tanpa aku tahu  apakah ini bagian dari "universal design" atau Uzabekistan mampu membuat aturan2 nya sendiri tentang ini .....
Dan, pada akhirnya sampai sekarang, "Biopsikososial Uzbekistan" mulai berjalan sangat baik, dan aku sangat percaya bahwa disabilitas Uzbekistan akan merasa nyaman dan aman tinggal di negeri cantik ini, serta wisatawan2 disabilitas yang bertandang kesana, akan merasa dihargai dengan sejuta keramah-tamahan warga lokalnya yang sa ngat helpful ketika memang kota2 disana belum sangat inklusi, tetapi warga local disana benar2 membantu tanpa harus aku minta untuk menolong ku ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H