By Christie Damayanti
Pencanangan "kota pejalan kaki", harus dibarengi oleh fasilitas yang nyaman dan aman, salah satunya dengan perbaikan kualitas udara serta kerimbunan pepohonan pada pedestrian di perkotaan, seperti di Tashkent ini.
Mempelajari sesuatu yang kita cintai memang tidak aka nada habisnya, seperti aku mulai mencintai sebuah negeri cantik Uzbekistan dengan segala keindahannya sebagai salah satu pecahan Uni Soviet dengan peninggalan-peninggalannya.
Dua kali aku ke sana dan dua kali juga aku menjadi lebih ingin mengeksplorasi lebih jauh lagi, terutama yang berhubungan dengan bidangku adalah arsitektur, perkotaan, urban, dan disabilitas serta kehidupan sosial warga kota.
Negeri cantik Uzbekistan sendiri, dengan semua kota-kotanya terutama Tahskent sebagai ibu kota negara dicanangkan sebagai "kota pejalan kaki" oleh presiden mereka, itu berarti kota-kota di sana menjadi penuh KEPEDULIAN sebagai kota pejalan kaki. Di mana pejalan kaki itu pastinya termasuk warga Istimewa seperti lansia (prioritas) dan disabilitas.
Selain tentang rencana sebagai "kota pejalan kaki", tentu saja pemerintah Uzbekistan menjadi lebih concern dengan kualitas udara mereka. Karena, bagaimana pejalan kaki bisa nyaman merasakan berjalan kaki keliling kota, sementara kualitas udaranya jelek?
Mereka akan nyaman jika kualitas udaranya bagus, sehingga semakin nyaman untuk berjalan kaki. Mereka akan semangat justru dengan berjalan kaki karena kesehatan mereka justru menjadi lebih baik dengan usara berkualitas baik.
Pemerintah Uzbekistan, juga berusaha menjaga kualitas udara mereka dengan salah satunya membangun jalur-jalur hijau serta taman-taman kota semakin bertumbuh. Dimana kita semua tahu bahwa pepohonan hijau akan mengeluarkan oksigen untuk menyejukan udara di sekitarnya.
Jalur hijau atau mereka menyebutnya "sabuk hijau kota" akan terus dibangun dengan penanaman masing-masing sabuk hijau kota dengan 1,3 juta dan 300 ribu bibit pohon.
Salah satu "sabuk hijau kota" di Tashkent yang sudah terwujud. Jalur hijau kota yang baru dengan pepohonan rindang aka nada di semua kota-kota di Uzbekistan untuk meningkatkan kualitas udara perkotaan.
 Aku membuktikan sendiri, ketika aku berjalan keliling kota di Tashkent, Samarkand, dan Bukhara sebagai salah satu kota-kota besar di Uzbekistan, bahwa aku nyaman sekali di sana dengan kesejukan pepohonan yang lebat dan daun-daun yang rimbun.
Pedestrian di Tashkent yang rimbun tertutup pepohonan, nyaman sekali untuk pejalan kaki walau suhu udara di musim panas sampai 46 derajat Celcius.
Bahkan, ketika aku berada di Tashkent ibu kota Uzbekistan itu, berkali-kali aku masuk ke taman-taman kota dan kerimbunan pepohonan di sana membuat sinar matahari sama sekali tidak bisa menelusupnya! Membuat teduh dan sejuk.
 Di salah satu taman kota yang besar, hijau dan sejuk, dengan pedestrian lebar untuk pejalan kaki dan pesepeda di Tashkent.
Lalu, bagaimana mengurangi dampak kendaraan bermotor terhadap udara perkotaan?
Ini sangat penting!
Ketika aku berada di Uzbekistan dan dari Samarkand menuju Bukhara, aku melihat antrean bahan bakar sepanjang jalan dan sangat padat! Berhenti total dan antreannya berkilo-kilo meter! Mereka mengantre bahan bakar gas!
Bisa dilihat di tulisanku, Antrean Berhari-hari: Setidaknyamannya kah, Hidup di Uzbekistan Jika Membutuhkan Bahan Bakar Gas?
Banyaknya kendaraan terutama mobil-mobil pribadi di Uzbekistan berbahan bakar gas, tentu saja sangat membantu untuk "membersihkan" kualitas udara disana, walau dampak yang terjadi kemudian karena ini adalah antrian panjang membeli bahan bakar gas, di saat-saat tertentu. Yaitu di musim dingin yang banyak membutuhkan gas di semua fasilitas perkotaan, termasuk hotel dan rumah-rumah mereka.
Pada tahun 2025-2027 direncanakan untuk menerapkan secara bertahap menghentikan penjualan bahan bakar motor dengan standar lingkungan yang lebih rendah. Ini juga untuk mengurangi dampak polusi yang masih menggunakan bahan bakar bensin.
Dan, khusus untuk ib ukota Tashkent transportasi umum secara bertahap akan dialihkan ke bahan bakar listrik dan gas alam saja.
***
Untuk meningkatkan udara secara keseluruan negeri Uzbekistan, pemerintah merencanakan untuk membuat waduk dan danau buatan baru di dekat situs sosial dan budaya di daerah padat penduduk. Untuk tujuan ini, direncanakan untuk melibatkan badan usaha dan bisnis swasta.
Sebuah inovasi yang menarik, di mana Uzbekistan pun sangat bekerja keras untuk meningkatkan pariwisata dari dunia untuk masuk ke negeri cantik ini.
Banyak sekali cara Uzbekistan untuk membangun negaranya. Bukan hanya membangun secara kuantitas fisik saja, seperti membangun panjang dan lebar jalan, membangun bangunan-bangunan tinggi modern, tetapi mereka ikut serta merawat yang sudah ada.
Mereka pun juga membangun pendukungnya adalah KENYAMANAN dan KEPEDULIAN agar apa yang sudah mereka bangun menjadi lebih baik, ketika warga kotanya pun menikmatinya.
Jika pembangunan jalan dan pedestrian tidak dibarengi oleh kenyamanan dan kualitas udara, maka akan membuat warga tidak mau berjalan kaki karena udara yang kotor. Sehingga mereka melakukan hal-hal yang kutulis diatas.
Keseimbangan antara pembangunan fisik, perawatannya serta pendukungnya disetarakan di negeri cantik ini dan pemerintah sangat sadar akan hal ini. Bahkan, mereka terus mencanangkan sesuai dengan waktu yang mereka rencanakan. Bahkan sampai tahun 2030 mendatang, pemerintah Uzbekistan benar-benar melarang beberapa hal yang berhubungan dengan bahan bakan atau apapun yang dapat merusak kualitas udara di sana!
"Keberanian" presiden mereka patut diacungi jempol!
Dalam waktu kurang dari 10 tahun, pemerintah Uzbekistan memang sangat berani untuk membangun negeri cantik ini, demi kualitas kehidupan warganya.
Dengan 2x aku ke sana dan merasakan betapa cepatnya Uzbekistan bertumbuh dan berkembang, aku yakin sakali tahun 2030 yang dicanangkan mereka untuk kehidupan yang lebih baik bagi warga perkotaan Uzbekistan, akan bisa terwujud.
Menuju kota Tashkent yang modern untuk model bagi negara-negara baru di Asia Tengah:
Sebuah konsep kota yang ideal bagi Uzbekistan, sebagai negeri baru yang sedang bertumbuh dan berkembang untuk model bagi kota-kota di Asia Tengah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI