Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tashkent sebagai Bekas "Kota Sosialis" Era Soviet dengan Hunian yang Belum Berkembang

14 Agustus 2024   12:12 Diperbarui: 15 Agustus 2024   16:14 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Hunian permukiman 4 lantai yang belum berkembang tetapi penghuninya merupakan warga negara modern yang juga mempunyai mobil-mobil modern. Tetapi, dengan kenyataan mereka hidup di era modern, mengapa mereka tidak merenovasi rumah mereka, tanpa harus menunggu pemerintah untuk merenovasinya?

Atau, karena mereka memang lebih memilih demikian karena kehidupannya berpuluh tahun ketika masih sebagai negeri sosialis dibawah Uni Soviet dan mereka "sangat menikmati"nya?

Semakin aku membaca cerita tentang kehidupan sosial di Uni Soviet, itu aku bandingkan dengan keadaan ibukota Tashkent karena kota ini dahulu adalah salah satu kota terbesar di Uni Soviet yang mengiukuti atuarn-aturan negara berpaham sosialis ini.

Aku harus mengerti bagaimana konsep pemikiran mereka untuk membangun negaranya sebagai negara adi kuasa berpaham sosialis Dimana saat itu warga negara tidak banyak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka harus berusaha untuk mendapatkannya.

Salah satunya adalah pemerintah membangun banyak hunian-hunian apartemen atau rumah-landed yang disewakan kepada warga negara bahkan sampai tahun 1988, barulah pemerintah Uni Soviet memperbolehkan warga negara mempunyai hunian mereka sendiri!

***

Pada tahun 1930-an, ketika Uni Soviet memperluas program industrialisasinya dan mulai membangun pabrik di seluruh negeri, banyak orang datang ke kota dari desa. Dan, karena mereka datang dengan gelombang besar, perkotaan tidak bisa menampung mereka. Akhirnya, mereka terpaksa tinggal di tenda atau rumah darurat.

Pemerintah mulai sadar bahwa bukan hanya membangun rumah saja, tetapi justru membangun infrastruktur yang lengkap jika tidak, kota mereka menjadi amburadul!

Untuk itu, pemerintah harus segera membangun hunian untuk mereka termasuk infrastrukturnya. Dengan kehidupan mereka bersama yang datang dari pedesaan ke perkotaan di Uni Soviet.

Konsep kebersamaan inilah yang melengkapi konsep "sama rata sama rasa" dan membentuk konsep komunal. Tinggal Bersama, bekerja bersama bahkan bersantai pun bersama! Termasuk yang untukku sangat tidak masuk akal adalah kebersamaan mereka tentang berbagi kehidupan sehari-hari seperti dapur dan kamar mandi!

Kota-kota sosialis di Uni Soviet pada waktu itu, mencakup lingkungan perumahan bertingkat rendah, pusat administrasi, ruang publik perkotaan bersama, misalnya tentang taman dan pedestriannya, termasuk fasilitas kotanya.

Mungkin, bagi kita di zaman modern sekarang ini, rumah-rumah komunal seperti ini tidak akan tampak paling menarik, karena rumah-rumah komunal tidak bisa dimiliki sendiri sedangkan kita sangat menjunjung tinggi sebuah privasi.

Meskipun apartemen dan kamar tidur di dalam unit-unit komunal itu sendiri sangat sederhana, semuanya dilengkapi dengan semua kenyamanan modern pada masa itu.

Apa sih, yang disebut fasilitas modern saat itu?

Jujur, aku belum menemukan "fasilitas modern" saat itu. Justru, mereka tidak mempunyai fasilitas modern, seperti kamar mandi yang justru menjadi "ruang publik" karena dipakai bersama untuk beberapa keluarga!

Yang jelas, dari beberapa cerita dan dokumen yang aku baca mereka menghabiskan waktu mereka adalah dengan berkomunitas. Itu pun yang terjadi di tiap area dan kompleks permukiman di Tashkent, yang pasti membangun ruang publik di setiap kompleks permukiman. Itu benar-benar nyata!

Kompleks permukiman di setiap area di Tashkent benar-benar aku melihat betapa keluarga-keluarga berkumpul di tengah-tengah. Ibu-ibu ada yang menjemur pakaian, bapak-bapak sibuk dengan mobil mereka dan anak-anak mereka bermain bersama.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Hunian-hunian 2 lantai dengan 1 kamar mandi di setiap lantainya, tetapi mempunyai space yang luas di belakangnya, untuk berkomunitas antar penghuninya .....

 

Oya,

Sekarang ini, kehidupan mereka memang sudah lebih modern. Mereka mempunyai mobil cukup bagus, tetapi tempat tinggal mereka tetap sangat memprihatinkan dan sangat miris, melihat orang tua mereka seperti homeless, dengan laju seenaknya generasi kedua sibuk dengan pekerjaan mereka dengan mobil-mobil bagus mereka dan anak-anak mereka (sepertinya) di titipkan kepada orangtua mereka...

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Bangunan non-permanen di depan rumah era Soviet ini, adalah barasi mobil mereka. Mobil mereka tetap mobil baru dan modern, tetapi mereka tetap survive Dengan hunian tua tanpa renovasi seperti ini...

 

Uni Soviet saat itu tetap sibuk merencanakan membangun kota-kota sosialis lainnya, termasuk Tashkent. Mereka merencanakan bangunan dan jalan-jalan yang besar, juga hunian yang awalnya adalah rumah-landed, menjadi apartemen 2 lantai, 3 lantai sampai 9 lantai, saat itu sebagai bangunan "pencakar langit".

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Bangunan hunian 9 lantai dengan cat berwarna kuning yang membuat Tashkent "menguning" dan sudah di renovasi karena berada di jalan protocol. Sementara, di tempat aku memotret, adalah hotelku yang memang sebuah hotel modern .....

Konsep arsitektural mereka pun berkembang dengan desain jendela mereka yang disebut "oriel", balkon, serta patung kekaisaran yang menghiasi beberapa hunian konsep Stanlinka di masa kejayaan Stalin.

Bangunan berpanel pra-cetak 9 lantai yang merajai hunian-hunian apartemen di seluruh lini jalan protokol.

Sedangkan hunian yang bukan di jalan besar atau jalan protokol, masih banyak yang terbengkalai, sehingga ketika aku blusukan ke gang-gang kecil dan sempit untuk melakukan survey, aku melihat hunian-hunian tua era masa kerajaan Uni Soviet tetapi belum disentuh dengan perbaikan setelah gempa tahun 1966.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Hunian 4 lantai yang belum direnovasi, tetapi bangunan ini adalah konsep Brezhnevka yang tampak "lebih manusiawi" dibanding dengan konsep-konsep sebelumnya. Sepertinya, di foto ini memang masih cukup rapi, tetapi ketika aku berada di sana, terlihat bangunan dan lingkungannya benar-benar cukup kumuh sebagai tempat tinggal...

 

Dan, masa membangun kembali sejak gempa tahun 1966 di Tashknet, Uni Soviet lebih untuk memenuhi kebutuhan untuk merestorasi hunian yang hancur dengan konstruksi panel tanpa arsitektur dengan beton pra-cetak yang bertujuan untuk menyediakan setiap keluarga mempunyai 1 hunian.

Itulah yang terjadi pada Taskent sekarang ini.

Ketika kota tumbuh, di dorong oleh populasi yang terus bertambah, perumahan menjadi komponen penting dari karakter perkotaan sebuah kota metropolitan. Di seluruh dunia, eksperimen perumahan telah disebarkan oleh pemerintah dan negara, dengan hasil yang beragam, dan tentu saja pendapat yang beragam.

Perumahan era Soviet di Eropa Tengah dan Timur sangat menarik dalam hal itu. Proyek perumahan massal ini telah dianggap sebagai pemandangan yang tidak sedap dipandang karena konsep-konsep yang cenderung "dipaksakan" sebagai konsep komunal, walau justru konsep ini menjadi warisan arsitektural bagi dunia.

Dan, itu sungguh terjadi bagi ibukota Tashkent dengan kehidupan warisan dari Uni Soviet, yang sekarang aku saksikan dengan mata kepalaku sendiri untuk memberikan cerita Sejarah dan inspirasi, betapa kehidupan perkotaan sosialis menghasilkan generasi yang "berbeda" untuk masa modern sekarang ini ....

Mengapa "berbeda?"

Nantikan ulasanku di artikelku setelah ini .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun