By Christie Damayanti
Di suatu senja cantik di New Tashkent City, sebuah kota baru Tashkent yang bersebelahan dengan kota lama Tashkent, tetapi saling mendukung.
Di banyak negara, permukiman memang lebih memilih dengan apartemen, mengingat penduduk dunia semakin banyak. Jika kita ingin tinggal di rumah-landed, ya tidak apa-apa, tetapi harus rela tinggal di pinggir kota, karena tanah disana relatif lebih murah daripada tanah di dalam kota. Dan, di dalam kota memang sudah penuh untuk membangun rumah-landed.
Termasuk di Indonesia, yang sekarang ini anak-anak muda dan eksekutif muda lebih memilih beli apartemen di dalam kota, walau kecil, dibanding membeli rumah di pinggiran kota. Itu adalah manusia dan fenomena di kehidupan modern.
Tetapi, di beberapa negara maju, memang sudah sejak dahulu mereka lebih memilih tinggal di apartemen, dibanding dengan rumah-landed dengan berbagai alasan, salah satunya adalah Uni Soviet, dengan banyak negara-negara bagiannya.
Ketika tahun 1991 Uni Soviet melepas 15 negara bagiannya dan menjadi negara-negara mandiri, termasuk Uzbekistan, maka warga masing-masing negara tentu saja akan membangun kehidupannya sendiri setelah lepas dari Uni Soviet.
Selama aku 2 kali ke Uzbekistan bulan Maret awal musim semi tahun 2024 lalu dan akhir bulan Juni tahun 2024 lalu juga, aku banyak belajar tentang permukiman warga mereka. Mereka sebagian besar tinggal di apartemen-apartemen tua peninggalan Uni Soviet, tetapi sebagian lagi mereka tinggal di rumah-landed, baik di kota downtown atau di luar kota.
Aku benar-benar melakukan research dan survey tentang ini. Tentang permukiman, perkotaan serta fasilitas untuk warga termasuk prioritas dan disabilitas, awalnya adalah khusus di Tashkent sebagai ibu kota Uzbekistan.
Dengan ratusan atau bahkan ribuan (bangkanli) gedung apartemen yang membelah ibu kota Tashkent, aku blusukan ditemani oleh Zoyir dan menemukan ban yak pengetahuan baru yang pasti tidak ada informasi atau dokumen-dokumennya, kecuali datang sendiri kesana dan melihat serta mencari tahu sendiri untuk menghasilkan pengamatan yang sungguh.
Memang tidak mungkin aku memasuki ratusan gedung apartemen di Tashkent, tetapi aku tahu dengan cara sampling atau random ke gedung-gedung apartemen, aku bisa melihat urutan atau tatanan kehidupan mereka di apartemen-apartemen yang aku tidak bisa datangi. Tidak akan terlalu berbeda.
Kecuali jika kita memasuki area apartemen-apartemen kota tua, yang aku yaki nada informasi-informasi baru yang berbeda dengan apartemen-apartemen di kota modern seperti Tashkent. Makanya, jika Tuhan berkenan bulan Mei tahun 2025 besok, aku akan kembali lagi ke Uzbekistan untuk blusukan di kota tua Bukhara atau Xiva, dan juga ditemani oleh Zoyir.